Jakarta, innews.co.id – Pengamanan Laut Natuna tetap menjadi fokus perhatian Badan Keamanan Laut (Bakamla) di tahun ini. Banyaknya persoalan yang terjadi di 2021, membuat Bakamla tetap menitikberatkan pengamanan di Laut Natuna.
Kejahatan di wilayah laut Indonesia, khususnya di Laut Natuna, yang masih terjadi hingga tahun lalu itu di antaranya, pencurian ikan, penyelundupan satwa, peredaran narkoba hingga setengah ton, dan illegal transshipment 285 ribu kiloton atau setara Rp2 triliun,” ungkap Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Aan Kurnia, dalam jumpa persnya di Mabes Bakamla, Jakarta, Senin (7/3/2022).
Aan menambahkan, persoalan pada 2021 yang berhasil ditanggulangi akan menjadi acuan Bakamla untuk lebih memperkuat keamanan laut di Indonesia, termasuk persoalan yang sering terjadi di wilayah Laut Natuna Utara.
Dia menyampaikan, Bakamla secara intens mengadakan komunikasi dengan para nelayan di Laut Natuna. “Kami mendapat informasi dari para nelayan di Natuna bahwa ada kapal perang asal Cina di lokasi tersebut pada Senin, 13 September 2021. Keberadaan sejumlah kapal perang itu terekam dalam video yang dikonfirmasi kebenarannya oleh Ketua Aliansi Nelayan Natuna, Hendri. Mendapat informasi demikian, kami langsung bergerak dan berhasil menghalaunya,” urai Aan.
Dia memastikan, Bakamla akan selalu hadir untuk mengamankan Laut Natuna dari segala bentuk gangguan.
Dikatakannya, pengamanan Laut Natuna harus lebih intens lagi dilakukan jajarannya, termasuk soal penyelundupan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal ke Malaysia. “Kami juga akan melakukan pengawasan terhadap persoalan tersebut,” tandasnya.
Tak hanya itu, sambung Aan, 2022 ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, di antaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan masalah klasik dalam penggunaan senjata pemusnah massal. (RN)
Be the first to comment