
Jakarta, innews.co.id – Sore itu, Minggu (29/9/2019), berbagai lapisan masyarakat berpakaian serba merah putih menyemut di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka melambai-lambaikan setangkai bunga perlambang cinta dan damai. Pun mereka membagikan kepada setiap pengendara dan orang yang melintas di daerah tersebut.
Aksi masyarakat cinta damai ini seolah menjadi anti-klimaks setelah beberapa hari belakangan ini Jakarta dihantui aksi-aksi massa yang entah darimana mencoba ‘menggoyang’ pemerintahan yang terpilih secara sah dan konstitusional.

Tidak itu saja, senyum yang mengembang serta derai tawa masyarakat berpakaian merah-putih tersebut seolah mengisyarakatkan bahwa Presiden Jokowi tidak perlu kuatir akan gencarnya upaya menggagalkan pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih, sebab faktanya masih begitu banyak masyarakat yang cinta terhadap Presiden Jokowi.
Menurut Icha Suherman Ketua Panitia, acara ini adalah bentuk dukungan moril terhadap Presiden-Wakil Presiden terpilih sekaligus penanda bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang cinta Jokowi dan menaruh harapan besar agar Indonesia bisa lebih baik lagi kedepannya.
Hal senada dikatakan Henny Handayani, SH., MH., Ketua Bidang Media sekaligus Ketua Umum Garda Muda Jokowi 2P. Menurutnya, aksi demo bernuansa politis yang terjadi sepertinya masih membawa dendam dan belum merestui kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Padahal, Mahkamah Konstitusi (MK) saja sudah memutuskan Paslon 01 sebagai pemenang.

“Melalui aksi ini, kami masyarakat Ibu Kota mau mengajak semua pihak untuk mengedepankan kedamaian, bukan kerusuhan. Karena dengan rasa damai, bangsa ini bisa dibangun dengan lebih baik lagi.
Sementara itu, dalam rilis yang dibagikan, terdapat 6 sikap dari masyarakat yang peduli akan bangsa ini yakni:
Pertama, menghimbau dan mengajak anak bangsa untuk menahan diri dan menjaga negeri ini tetap kondusif serta mematuhi segenap ketentuan hukum konstitusional.

Kedua, mengecam keras segala bentuk penghinaan terhadap lambang negara dan harkat martabat setiap warga negara karena bertentangan dengan nilai dan adab leluhur bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Ketiga, menentang dan mengecam keras segala bentuk unjuk rasa dengan tindakan anarkhis yang bertujuan mendown grade pemerintahan yang sah dan konstitusional. Warga siap sebagai garda terdepan untuk mengawal pemerintahan Presiden-Wakil Presiden terpilih.

Keempat, akan mengawal pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih yang telah dipilih secara sah dan konstitusional.
Kelima, mendukung penuh kekompakan TNI dan Polri untuk memberantas upaya inkonstitusional yang mengarah makar dan separatisme untuk mengganti UUD 1945 dan Pancasila.
Keenam, menyatakan turut berduka cita atas korban kekerasan yang terjadi di Wamena dan meminta pihak keamanan bisa menjaga situasi di Papua agar kembali aman dan dapat beraktifitas normal. (RN)