Jakarta, innews.co.id – Penggunaan e-commerce dan social commerce, seperti aplikasi Tiktok, dituding menjadi penyebab sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Para pedagang mengeluhkan kondisi demikian, di mana terjadi penurunan omzet yang cukup signifikan lantaran banyak pihak berjualan secara online.
Mencermati kondisi demikian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta Diana Dewi mengaku ikut prihatin dengan kondisi demikian. Namun, di sisi lain, itu menjadi konsekuensi yang terjadi dalam perubahan zaman, dari pasar konvensional ke digital.
“Perkembangan teknologi mendorong terjadinya perubahan zaman. Ini sesuatu yang tidak bisa dihindari dan sudah terjadi, utamanya dalam satu dasawarsa ini,” kata Diana Dewi, dalam pernyataan persnya yang diterima innews, di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Menurutnya, kebiasaan masyarakat untuk berbelanja online kian marak karena memang menawarkan kemudahan, bahkan dari sisi harga lebih murah. “Para pengusaha, termasuk pedagang di Tanah Abang harusnya bisa mengantisipasi hal tersebut,” ujar CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.
Dikatakannya, mereka yang tidak bisa bersaing di era digital ini tentu akan tertinggal dan kalah bersaing. “Kita tidak bisa menyalahkan teknologi karena memang itu sudah eranya. Tinggal bagaimana kita bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut,” sarannya.
Owner Toko Daging Nusantara ini mengajak para pedagang di Tanah Abang mengadopsi teknologi dan memanfaatkannya untuk berjualan. “Kan bisa dilakukan mix-market. Disamping tetap berjualan di toko, bisa juga melalui online. Ini tentu akan membuka ruang pemasaran yang lebih luas lagi,” cetus Diana Dewi.
Dirinya berharap para pedagang di Tanah Abang tidak langsung pesimis menghadapi kemajuan teknologi dan hanya mengharapkan penjualan fisik di tempat. “Mungkin ada penurunan omzet untuk jualan offline, tapi tentu bisa tertutupi bila model jualannya dirubah dengan masuk ke platform digital,” tukasnya.
Selain itu, Diana juga berharap pemerintah bisa lebih bijak. Justru bagaimana mendorong bangsa Indonesia untuk lebih melek teknologi, bukan melakukan pembatasan-pembatasan yang berpotensi membuat rakyatnya jadi ketinggalan zaman. “Regulasi pun harus dibuat secara seimbang. Sebab perlu diingat, kemajuan teknologi adalah sebuah keniscayaan yang akan mendorong bangsa kita lebih maju lagi,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment