Jakarta, innews.co.id – Dalam memberitakan sosok calon pemimpin, media haruslah objektif. Tidak terjebak dalam bingkai berita yang sempit. Melainkan lebih mengeksplor pemikiran sosok tersebut sehingga pemberitaan yang dihasilkan bisa lebih komprehensif dan sesuai fakta.
Hal tersebut disampaikan Dr. Drs. Nikson Nababan, M.Si., bakal calon Gubernur Sumatera Utara, yang dijagokan oleh banyak komunitas masyarakat, baik di Sumut maupun Jakarta, pada talkshow bersama para jurnalis yang terhimpun dalam Persatuan Media Kristiani Indonesia (Perwamki), di Media Center PGI, Jakarta, Senin (27/5/2024).
Dirinya menyayangkan banyak media yang cenderung mempublikasi si A mau maju atau si B mau maju sekadarnya saja. Padahal, untuk menjadi pemimpin itu dibutuhkan pemikiran, gagasan, tidak hanya cawe-cawe mau membangun daerah saja. “Membangun suatu daerah butuh konsep yang komprehensif dan pemikiran yang mendasar. Kalau baru sebatas keinginan, tanpa didasari konsep jelas, bila terpilih akan bingung mau melakukan apa,” ujar Bupati Tapanuli Utara dua periode (2014-2024) yang begitu dicintai oleh rakyatnya ini.
Nikson meminta agar media-media bisa lebih jernih lagi dalam membuat berita dan tidak terkooptasi pada faktor-faktor X. “Kita harus sajikan berita yang berimbang dan berkeadilan. Jangan menjelek-jelekkan satu pihak dan menyanjung yang lain,” serunya.
Pada kesempatan itu, Nikson secara terbuka memaparkan bagaimana pembangunan yang akan dibuatnya bila terpilih kelak. “Sekarang orang ramai bicara smart city (kota cerdas). Padahal, yang harus didahulukan adalah smart village (kampung cerdas). Smart city dan smart village harus berjalan beriringan baru negara bisa maju,” serunya di depan puluhan jurnalis yang dengan serius mengikuti diskusi tersebut.
Selama memimpin Taput, sosok yang dikenal berlatarbelakang wartawan media nasional ternama ini terus mendorong kemajuan di desa-desa. “Di Taput saat ini semua sudah jadi desa merdeka. Baik listrik, kecukupan pangan, dan perputaran ekonomi berjalan baik. Terakhir saya tinggal, data BPS menyebutkan, jumlah penduduk Taput bertambah, kemiskinan dan pengangguran berkurang, perputaran ekonomi semakin baik. Itu legacy yang bisa saya tinggalkan di sana,” ujar Nikson berbangga.
Keberhasilannya membangun Taput pun dituangkan dalam disertasinya berjudul ‘Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Desa Presisi di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara’ yang menghantarnya meraih gelar Doktor di Sekolah Pasca Sarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Juni 2023 lalu.
Tak hanya itu, dirinya juga menawarkan model NIKSON (needs, innovation, knowledge, synergy, operation and norm) dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis data presisi. Di mana tahapan proses perencanaan didasarkan pada diagnosa masalah yang tepat dalam penentuan tujuan dengan proyeksi by name, by address, dan by coordinate.
Dirinya menyadari, persoalan di Sumut pasti lebih kompleks dibanding di Taput. Namun, dengan konsep tersebut Nikson yakin Sumut pun akan berubah lebih baik lagi.
“Pertarungan memperoleh tiket sebagai Calon Gubernur Sumut tentu tidak mudah, baik di internal maupun dengan parpol lain,” tukasnya.
Dirinya meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Sumut, termasuk di Jakarta dan Indonesia pada umumnya, agar mampu menjadi Cagubsu yang pada akhirnya akan berkontestasi pada 27 November 2024 mendatang.
Ketua Perwamki Margianto mengapresiasi kehadiran Nikson untuk berbagi pengalaman dan pemikiran kepada para jurnalis. “Kiranya pencerahan ini bisa membuat para jurnalis semakin cerdas dalam membuat publikasi,” imbuhnya. (RN)
Be the first to comment