Jakarta, innews.co.id – Minimnya dana yang masuk menjadi alasan sudah 17 tahun pembangunan GKSI Bukit Karmel di Nias, Sumatera Utara, belum juga rampung.
Gereja tersebut berlokasi di Desa Onowaembo Hiligara, Kecamatan Hiliduho, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Pembangunan sudah dimulai sejak tahun 2006, namun hingga kini tak kunjung rampung.
Diketahui, GKSI Bukit Karmel didirikan oleh sebuah persekutuan doa yang terdiri dari 3 kepala keluarga yang dilatarbelakangi oleh pertobatan masyarakat setelah terjadinya gempa pada tahun 2005 silam.
“Gereja yang didirikan sejak 22 Juni 2006 ini memerlukan beberapa kali renovasi karena dibuat dari bahan-bahan yang rendah kualitasnya,” kata Penggagas Penggalangan Dana Pembangunan Gereja, Feriaman Laoli, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Selasa (27/6/2023).
Di 2006, pasca gempa bumi kondisi ekonomi juga sangat sulit ya, jadi semua serba seadanya saja. Kemudian, pada 2019 jemaat kembali mencoba untuk melanjutkan pembangunan yang lebih permanen. “Jemaat disini hanya berprofesi sebagai buruh tani. Donasi jemaat jauh dari cukup untuk merampungkan bangunan gereja. Praktis renovasi gereja sepenuhnya mengandalkan dari donasi jemaat saja,” tuturnya lagi.
Feriaman mengatakan, dulu sempat ada bantuan dana desa, sekali setahun, tapi hanya setahun, setelah itu tidak pernah ada lagi. Dia mengaku jemaat juga tidak bisa berharap banyak dari bantuan pemerintah setempat.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya prioritas menyelesaikan bangunan dalam, fasilitas kamar mandi, dan pemasangan pagar untuk keamanan anak-anak.
Secara terbuka, Feriaman berharap ada uluran tangan dari saudara sebangsa se-Tanah Air untuk membantu GKSI Bukit Karmel menyelesaikan pembangunan tempat ibadah yang nyaman dan layak untuk digunakan masyarakat Desa Onowaembo Hiligara. (RN)
Be the first to comment