Covid-19, Jumaga Nadeak: “Senator di Kepri Fokus ke Masyarakat, Studi Banding Ditiadakan”

Jumaga Nadeak, SH., Ketua DPRD Provinsi Kepri

Jakarta, innews.co.id – Penanganan pandemi Covid-19 di Kepulauan Riau termasuk lima besar terbaik di Indonesia. Ini salah satunya karena kesolidan dari jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kepri yang tidak saja secara intens mengingatkan warganya untuk mematuhi protokol kesehatan, tapi juga melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.

Tidak itu saja, terkhusus para Senator di Kepri berkomitmen untuk meniadakan studi banding ke luar daerah dan lebih memilih turun ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing untuk mensosialisasikan dan mendukung warga agar terhindar dari bahaya korona.

Hal tersebut disampaikan Jumaga Nadeak, SH., Ketua DPRD Provinsi Kepri melalui sambungan telepon kepada innews, Senin (8/2/2021). “Sejak Mei 2020, kami (DPRD Kepri) sepakat meniadakan kunjungan atau studi banding ke luar Kepri. Terkecuali ada urusan terkait dengan parpol masing-masing,” kata Jumaga.

Dia menambahkan, justru Senator dari daerah lain yang datang berkunjung ke Kepri. Meski begitu, lanjutnya, tetap diterapkan protokol kesehatan yang ketat. “Saya sampaikan kepada rekan-rekan DPRD, jauh lebih baik kita fokus pada masyarakat di Kepri, dari pada harus melakukan studi banding ke luar Kepri. Ini juga bentuk penghematan anggaran, dimana bisa dialokasi untuk keperluan lain yang lebih mendesak, seperti membantu masyarakat yang terdampak. Sebab, pandemi Covid-19 ini tentu sangat berdampak pada perekonomian dan kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Politisi PDI-Perjuangan ini mengatakan, sejauh ini penyebaran Covid-19 bisa ditangani. Bahkan, secara nasional Kepri termasuk provinsi terbaik dalam penanganan pandemi ini. “Kita bersyukur dengan keberadaan RS Galang, juga rumah sakit lainnya, baik negeri maupun swasta yang turut terlibat dalam menangani pasien Covid-19. Dengan begitu, angka positif korona pun bisa ditekan,” ujar Jumaga lagi.

Selain itu, sambungnya, pihaknya bersama unsur Forkompinda lain secara aktif mendengungkan pola hidup sehat kepada masyarakat. “Kami tidak menakut-nakuti bahaya soal Covid-19, karena justru itu bisa berdampak munculnya kekhawatiran masyarakat yang ujungnya menurunkan imun tubuh,” imbuhnya.

Ditanya soal dampak pandemi terhadap perekonomian di Kepri, menurut Jumaga, sektor kuliner paling berdampak karena orang memilih masak sendiri dari pada membeli makanan di luar. Juga perhotelan cukup terdampak.

Secara umum, tidak ada PHK terhadap karyawan di Kepri. Hanya saja diatur masuknya pekerja dengan model shift. Juga ada karyawan yang work from home.

Terkait dengan Batam sebagai salah satu pintu masuk ke Indonesia, Jumaga menerangkan, bila ada pekerja migran Indonesia (PMI) yang masuk melalui Batam, langsung difasilitasi untuk dihantar sampai ke daerag tujuannya. Jadi, tidak ada yang menginap dulu di Batam.

Jumaga menegaskan, meski ditengah pandemi, kondisi Kepri secara umum baik. “Tentu kami semua terus melakukan pembenahan. Namun, saya melihat Forkompinda di sini kompak dalam menangani pandemi ini,” tukasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan