Cyber Warfare Butuh Kelengkapan Data dan Informasi

Para narasumber pada bedah buku bertajuk 'Cyber Warfare' yang ditulis oleh Kolonel Sus Dr. Rudy Gultom, M.Si. Buku tersebut diluncurkan di Gedung Ardhya Loka, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (7/3/2022)

Jakarta, innews.co.id – Data dan informasi ibarat ‘harta’ berharga dalam cyber warfare. Karenanya harus dijaga dengan baik.

Hal tersebut menjadi intisari dalam buku bertajuk ‘Cyber Warfare’ yang ditulis oleh Kolonel Sus Dr. Rudy Gultom, M.Si. Buku tersebut diluncurkan di Gedung Ardhya Loka, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (7/3/2022). Acara juga diisi dengan bedah buku dengan penanggap Pakar cyber security Indonesia, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, dan Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Ardi Sutedja.

“Perlu sistem penangkal untuk menghadapi itu semua, dan penulis buku ‘Cyber Warfare’, menyebutnya dengan istilah sixware,” kata Prof Richardus.

Penyerahan buku Cyber Warfare

Sementara itu, Ardi Sutedja mengatakan, tantangan Indonesia dalam menghadapi serangan siber adalah faktor manusia sebagai titik terlemah. Selain itu juga masalah perlindungan data dan privasi serta penerapan manajemen krisis dan cara pandang global.

“Jangan berharap bisa maju dalam keamanan siber, bila kita belum memiliki budaya keamanan siber yang tinggi,” ujar Ardi Suteja.

Di acara tersebut juga diluncurkan Jurnal TNI AU “Patriot Biru”. Selain itu, juga dilakukan review artikel jurnal tulisan Mayor Tek M. Abdul Ghofur. Artikel dengan judul “Desain dan Analisis Winglet pada Sayap Taper Pesawat UAV MALE menggunakan Komputasi Fluid Dynamics”. Review disampaikan oleh Kolonel Tek Dr. Nur Priyanto.

Turut hadir dan memberikan tanggapan Dankodiklatau Marsdya TNI Nanang Santaso, Rektor Unhan Laksdya TNI Dr. A. Octavian, S.T., M.Sc., DESD, Irjenau, Asrena Kasau, para pejabat TNI /TNI AU serta civitas Perguruan Tinggi di Jakarta lainnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan