Jakarta, innews.co.id – Tidak bisa berkibarnya Sang Saka Merah Putih saat Indonesia meraih Piala Thomas di Denmark, Oktober 2021 ini, bak mencoreng keberhasilan membawa pulang piala beregu putra yang sudah 19 tahun tak pernah kembali ke Tanah Air. Namun, itu juga menjadi potret kegagalan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora). Lembaga Antidoping Indonesia (Ladi) hanya dijadikan kambing hitam saja.
“Kalau kita buka-bukaan, Dewan Pembina Ladi itu ya Menpora Zainudin Amali, sekretarisnya Gatot S. Dewa Broto (Sekretaris Kemenpora), juga ada Chandra Bhakti (Deputi IV Kemenpora). Dengan kata lain, ya orang-orangnya dia semua. Jadi, kalau Ladi tidak bisa memperjuangkan bendera Merah Putih berkibar saat Indonesia menang, maka Menpora juga harus bertanggung jawab,” kata Haris Pertama Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) dalam keterangan resminya kepada innews, Selaaa (19/10/2021).
Menurutnya, kemenangan Indonesia kali ini begitu monumental karena sudah ditunggu-tunggu selama 19 tahun lamanya. “Hanya gara-gara ketidakbecusan kerja Menpora, bendera Merah Putih tidak bisa berkibar. Fatal sekali! Harusnya kita bangga bila melihat Merah Putih berkibar di panggung terhormat saat para pemain meraih prestasi terbaik,” ujar Haris.
Dalam pandangannya, human error-nya Menpora tidak hanya itu. Pelaksanaan PON XX Papua juga dinilai sebagai cermin kegagalan Menpora karena sampai menimbulkan klaster Covid-19. “Harusnya Menpora bisa memastikan tidak terjadi klaster Covid-19 pada perhelatan nasional tersebut. Namun faktanya kan tidak. Puluhan atlet tertular virus korona,” paparnya.
Haris menilai Menpora lalai dalam menerapkan pengawasan ketat terhadap para atlet. “Terkesan Menpora terlalu santai dan fokus pada pertandingan saja, sementara penerapan protokol kesehatan tidak terlalu diawasi,” ungkapnya.
Berkaca pada hal-hal tersebut, Haris menilai sudah sewajarnya Menpora mundur karena gagal dalam mengemban tugasnya. “Jangan memaksakan diri untuk tetap bercokol sementara banyak kerjaannya tidak beres,” kritik Haris.
Tak hanya itu, sambung dia, namanya Menteri Pemuda dan Olahraga, tapi perhatian terhadap pemuda sangat minim, bahkan nyaris tak terlihat. “Sudah dari sisi olahraga banyak kegagalan, bidang kepemudaan juga kurang diperhatikan,” imbuhnya.
Bahkan, bila di flashback kembali, kata Haris, sosok Menpora sekarang banyak tersangkut masalah hukum. “Ini sangat memprihatikan. Ada banyak dugaan kasus hukum yang menderanya,” jelasnya.
Karenanya, Haris menilai sangat tepat bila Menpora direshuffle. “Presiden Joko Widodo harus mengambil tindakan tegas, mengganti Menpora,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment