
Jakarta, innews.co.id – Pemberian insentif fiskal seolah menjadi ‘senjata’ pemerintah untuk meloloskan kenaikan tarif pajak. Padahal, bagi pengusaha hal tersebut tidak menarik.
“Sebagai pengusaha kami menilai pemberian insentif fiskal jadi tidak menarik dengan kenaikan pajak yang tengah didorong oleh pemerintah saat ini,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta Diana Dewi, di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Pemberian insentif fiskal berupa pengurangan berupa pengurangan pajak pokok, sambung Diana, dirasa kurang menarik. Terutama bagi para pelaku usaha industri hiburan karena tidak akan signifikan dengan kenaikan pajak yang akan diberlakukan.
Diana yang juga Komisaris Independen PT Angkasa Pura Supports ini menambahkan, pemberlakuan batas bawah pada tarif pajak hiburan sebesar 40%, dinilai terlalu besar dan bisa berdampak tutupnya banyak industri hiburan. “Meski konsumsi jasa hiburan hanya dari kalangan tertentu, namun pengenaan pajak di kisaran 40%-75% tetap dirasa memberatkan,” terang owner Toko Daging Nusantara ini lagi.
Apalagi belum ada jaminan dari pemerintah bahwa pengenaan tarif pajak sebesar itu akan dibarengi dengan pembersihan pungutan-pungutan lain, termasuk dari oknum-oknum, baik pribadi maupun komunitas.
“Kami dari KADIN DKI Jakarta tetap meminta pemerintah lebih arif dan bijaksana dalam memberlakukan kenaikan pajak, terutama untuk industri hiburan. Saat ini, para pelaku usaha tengah mendorong bisnisnya untuk bangkit, tapi kalau belum apa-apa sudah dibebani kenaikan tarif pajak yang tinggi seperti tentu akan sangat memberatkan,” tegasnya.
Idealnya, lanjut Diana, kenaikan pajak diberlakukan bila ekonomi sudah stabil. Berkaca pada keadaan sekarang, di mana kondisi perekonomian secara nasional dan global sedang tidak baik-baik saja
“Harapan kami, pemerintah bisa lebih aware dan berempati kepada para pengusaha agar bisnisnya bisa tetap dijalankan dengan baik. Justru harusnya bagaimana pemerintah mendukung para pelaku usaha untuk benar-benar bangkit dan mendorong stabilitas perekonomian nasional,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment