Diana Dewi: Utamakan Stabilitas Ekonomi Lokal dan Ketersediaan Stok

Diana Dewi, Ketua Umum KADIN Provinsi DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Kementerian Perdagangan mematok target surplus perdagangan tahun ini antara USD 31,6 milyar – 53,4 milyar. Padahal, kondisi dalam negeri sedang tidak stabil. Kelangkaan banyak kebutuhan pokok membuat harga-harga melangit.

“Pasang target itu sah-sah saja. Namun, saat ini yang utama adalah bagaimana menyiapkan stok kebutuhan pokok, menetralisir harga-harga di pasar, serta meningkatkan daya beli masyarakat. Karena surplus perdagangan tidak akan berpengaruh siginifikan bila kondisi domestik masih morat-marit,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Diana menilai, pasca Pemilu 2024, kondisi perekonomian belum stabil, di mana para pengusaha masih menunggu pengumuman resmi dari KPU RI terkait hasil Pilpres. Begitu juga apakah satu atau dua putaran.

Dikatakannya, berkaca pada tidak tercapainya target surplus perdagangan di 2023 sebesar US$40 milyar, maka pemerintah menurunkan angkanya. Namun demikian, tentu harus dilihat apakah itu cukup realistis atau tidak.

Disinyalir, penurunan target tersebut juga terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang hingga kini belum ada perubahan signifikan. Selain itu, terjadi pelambatan ekonomi global

“Sebenarnya target berapa pun yang dibuat harus dibarengi dengan upaya keras untuk mendongkrak nilai tukar rupiah, sehingga tidak terjadi gap yang terlalu besar. Selain itu, Pemerintah Pusat harus concern mendorong perekonomian daerah tumbuh dengan cepat,” usulnya.

Sebagai pengusaha, Diana berharap pemerintah jangan hanya bisa mematok target demi target, tapi secara konkrit bisa mendorong laju perekonomian, dalam dan luar negeri. “Target bisa menjadi sumir tatkala di tataran implementasi kurang ada effort kuat dari pemerintah sendiri. Misal, bagaimana pemerintah mendorong peningkatan daya beli masyarakat,” terang CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.

Dia menyebutkan, saat ini saja beras masih langka di banyak tempat. Meski kabarnya pemerintah telah mengimpor besar-besaran, namun belum sampai di pasaran. Artinya, ada oknum-oknum yang dengan sengaja menahan sehingga harga jadi melambung. Ini tentu melemahkan stabilitas perekonomian dan tingkat inflasi cenderung naik.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya lain dan tidak hanya terfokus menaikkan nilai ekspor saja. “Sekalipun nilai ekspor tinggi namun kondisi dalam negeri morat-marit tentu tidak akan mampu menyehatkan perekonomian secara makro,” kata Owner Toko Daging Nusantara ini.

Namun, menurut Diana, semua itu kembali pada political will dari pemerintah untuk bagaimana menstabilkan harga-harga dalam negeri dan menyiapkan stok yang cukup.

Sebab, kalau target yang dipasang tidak terpenuhi, tentu masih bisa dilakukan evaluasi. Namun, bagaimana bila daya beli masyarakat terus melemah? Tidak bisa sekadar melakukan evaluasi, melainkan harus ada big effort dari pemerintah tentunya. Bila dibiarkan, maka kondisi perekonomian dalam negeri akan merosot.

“Kami pengusaha menanti langkah-langkah konkrit Pemerintah Pusat dalam mengatasi masalah kelangkaan sembako, apalagi jelang Bulan Suci Ramadhan ini,” pintanya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan