DPC PDI-P Tapanuli Utara Siap Antar Ganjar Pranowo Jadi RI-1

Megawati Soekarnoputri tampak erat menjabat tangan Nikson Nababan Ketua DPC PDI-Perjuangan Tapanuli Utara sekaligus Bupati Taput ini

Jakarta, innews.co.id – Tak menunggu waktu lama pasca penetapan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden RI yang akan diusung oleh PDI-Perjuangan pada Pemilihan Presiden 2024 nanti, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Tapanuli Utara, langsung turun ke masyarakat melakukan sosialisasi secara massif.

“Kami siap mengamankan instruksi Ibu Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI-P dan mengawal Ganjar Pranowo hingga menjadi Presiden RI ke-8,” kata Nikson Nababan Ketua DPC PDI-P Taput, dalam siaran persnya yang diterima innews, di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Nikson yang juga Bupati Taput dua periode ini mengatakan, selama ini Taput adalah basis PDI-P dan terbukti pada Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi menang telak di daerah tersebut. “Sudah dua kali Pilpres, Pak Jokowi menang mutlak di Taput. Itu juga merupakan hasil kerja keras pada kader dan simpatisan PDI-P yang militan,” ungkap Nikson yang sebelum menjadi politisi ulung juga dikenal sebagai wartawan senior ini.

Dirinya memastikan para kader dan simpatisan PDI-P Taput akan bekerja keras, solid, serta kompak untuk memenangkan Ganjar Pranowo. “Beliau (Ganjar Pranowo) adalah salah satu kader terbaik PDI-P. Kami mengapresiasi keputusan Ibu Megawati yang memilih Gubernur Jawa Tengah sebagai Capres yang akan melanjutkan program-program Pak Jokowi,” ujar Nikson lagi.

Baginya, Ganjar adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan program-program Jokowi. “Tidak ada kata tidak, kita harus berjuang di Pemilu Legislatif, Pilpres, dan Pilkada. Kita harus bisa mencetak hattrick, menghantar Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI dan memenangkan calon dari PDI-P pada Pilkada di seluruh Indonesia, termasuk di Taput,” tegas pria yang dikenal begitu dekat dengan warga Taput ini.

Ditambahkannya, sosok Ganjar dikenal begitu dekat dengan rakyat. “Tidak ada jarak antara pemimpin dengan rakyat yang dipimpinnya. Itu yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Kalau pemimpin sudah membuat jarak, apalagi eksklusif, jangan harap bisa melayani rakyat dengan sepenuh hati,” serunya.

Selain itu, pemimpin tidak perlu pintar bicara, tapi pandai beraksi. “Jangan jadi pemimpin yang NATO (No Action Talking Only). Kata-katanya begitu manis dan berkelok-kelok, tapi tindakannya nol besar. Indonesia tidak butuh pemimpin seperti itu, melainkan pemimpin yang bisa mendengar dan merasakan suara hati rakyat,” pungkasnya mengingatkan. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan