Jakarta, innews.co.id – Dengan memahami empat konsensus dasar bernegara yakni, Pancasila UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, diyakini berbagai ancaman bagi negara ini, baik dari luar maupun dalam akan dapat diatasi.
Keyakinan itu dikatakan Dr. Rr. Dyah Eko S, S.Sos.,SE., MM., akademisi dan aktivis pemberdayaan perempuan yang memiliki motto ‘Perempuan Indonesia Cerdas, Mandiri dan Berprestasi’ ini, usai mengikuti Pendidikan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Angkatan II Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Tahun 2021, kepada innews, Senin (29/11/2021). “Melalui pendidikan di Lemhannas, kita lebih memahami tentang wawasan kebangsaan secara mendalam, termasuk empat konsensus dasar yaitu, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Dyah Eko yang juga Sekretaris Jenderal Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) ini.
Dengan memiliki pemahaman wawasan kebangsaan yang kuat, lanjut Dyah, maka dapat memperkuat kerukunan hidup, kesetiakawanan sosial, serta mensyukuri akan perbedaan di bangsa ini yang justru menjadi kekuatan besar dalam membangun Indonesia. “Dengan begitu, kita tidak mudah diperdaya oleh pemahaman yang keliru, seperti terorisme dan ajaran-ajaran yang menyesatkan serta berpotensi melahirkan perpecahan,” ujarnya.
Menurut Dyah, kaum muda di Indonesia mutlak memiliki pemahaman wawasan kebangsaan yang baik dan benar. “Di era digital dan borderless antar-negara dan budaya, lebih mudah pengaruh masuk ke benak anak bangsa. Hal ini dapat mengikis karakter bangsa Indonesia, terutama kaum muda,” imbuh Dyah yang terpilih sebagai Ketua Alumni Angkatan II Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Tahun 2021, yang ditutup oleh Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo ini.
Namun, apabila para pemuda dibekali pengetahuan wawasan kebangsaan dan empat konsensus dasar tersebut, maka niscaya ancaman nirmiliter bagi bangsa Indonesia dapat diatasi. Dengan begitu, maka akan tercapai bangsa Indonesia yang tangguh dan unggul.
Tak hanya itu, Dyah juga mengajak kaum perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa untuk berasa di garda terdepan dalam upaya mencegah terkikisnya karakter bangsa karena dampak dari era digital, baik melalui internet dan media sosial. “Dengan semakin banyaknya kaum perempuan memahami empat konsensus dasar, maka srikandi-srikandi bangsa itu dapat turut mencegah adanya sikap dan tindakan yang intoleran di tengah masyarakat,” seru Pendiri Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Karakter Bangsa ini.
Wakil Ketua Bidang Pendidikan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ini menyerukan,
Sudah saatnya kaum perempuan dilibatkan dalam memerangi ancaman dari sisi nirmiliter yang kerap merusak karakter dan jati diri pemuda Indonesia. “Mendalami empat konsensus dasar dan wawasan kebangsaan merupakan keniscayaan untuk membangun Indonesia lebih baik lagi dengan semangat nasionalisme yang tinggi,” yakinnya.
Dyah yang juga sebagai Dewan Pembina Asosiasi Dosen Pengampu Pancasila dan Kewarganegaraan, mengatakan bahwa sebagai garda terdepan menjaga kelangsungan hidup bangsa harus memahami esensi nilai Kebangsaan yang bersumber dari Pancasila yaitu, nilai religius, nilai kekeluargaan, nilai keselarasan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
“Esensi nilai kebangsaan yang bersumber dari UUD’45 yaitu, demokrasi, kesamaan derajat, ketaatan hukum. Bersumber dari NKRI yaitu, kesatuan wilayah, persatuan bangsa dan kemandirian. Sedangkan nilai kebangsaan bersumber dari sesanti Bhineka Tunggal Ika yaitu, toleransi, keadilan,dan gotong royong,” tukasnya.
Dyah menambahkan, setelah memahami nilai-nilai empat konsensus dasar, maka wajib mengimplementasikan dan mengajak anak bangsa untuk menjalankannya. (RN)
Be the first to comment