Enggan Komentari Perdamaian IPPAT, Komitmen Ketua Pengwil Sulsel Dipertanyakan?

Logo IPPAT

Jakarta, innews.co.id – Dari 33 Pengurus Wilayah (Pengwil) Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) se-Indonesia, sekitar 31 Pengwil telah memberikan respon terkait kesepakatan damai yang telah ditandatangani para pihak yang berkonflik di hadapan Kementerian ATR/BPN, 21 Desember 2020 lalu.

Berbagai komentar yang muncul, ada yang mengkritisi, memberi usulan, serta catatan-catatan penting berkenaan dengan langkah-langkah perdamaian yang sejatinya harus dijalankan sesuai kesepakatan yang ditandatangani bersama tersebut.

Sejak 18 Desember 2020, innews telah mencoba meminta komentar Andi Sengngeng Pulaweng Salahuddin, SH., M.Kn., Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil IPPAT) Sulawesi Selatan. Daftar pertanyaan pun sudah dilayangkan.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, tidak direspon sama sekali. Bahkan, beberapa kali innews mencoba konfirmasi via telepon, langsung direject oleh Paula–sapaan A.S. Pulaweng Salahuddin.

Sikap tidak kooperatif dari Ketua Pengwil IPPAT Sulsel ini melahirkan pertanyaan besar, apakah Pengwil Sulsel tidak mendukung perdamaian yang terjadi di tubuh perkumpulan IPPAT? Atau hanya sekadar malas berkomentar di media?

Seperti diketahui terpilihnya Paula sebagai Ketua Pengwil merupakan hasil Kongres Wilayah sebagai produk turunan dari Kongres VII IPPAT di Makassar, yang oleh putusan pengadilan telah dinyatakan batal demi hukum. Kabarnya, rencana pengesahan hasil Konferwil Sulsel masih akan dilakukan pada Kongres Lanjutan atau Kongres Luar Biasa (KLB). Tapi bagaimana mau disahkan bila tidak mendukung perdamaian.

Bila benar Pengwil Sulsel tidak mendukung perdamaian IPPAT, menurut Dr. Henry Sinaga Sinaga, SH., Sp.N., Notaris/PPAT di Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu dapat dikategorikan sebagai tindakan pembangkangan dan kurang menghormati serta kurang menghargai upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian ATR/BPN selaku Pembina PPAT yang telah bersusah payah untuk mendamaikan IPPAT yang sedang berperkara.

“Tindakan itu memalukan dan memilukan hati saya. Tindakan tidak terpuji dan tidak mencerminkan karakter PPAT selaku pejabat publik yang terhormat. Karenanya saya berdoa semoga Tuhan membuka mata hati mereka, agar mendukung perdamaian demi kebaikan IPPAT dan anggotanya,” tukas Henry kepada innews, Sabtu (9/1/2021).

Tentu diharapkan semoga tidak demikian adanya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan