Jakarta, innews.co.id – Peran organisasi kemasyarakatan (ormas) yang fokus pada penanggulangan narkoba harus lebih ditingkatkan lagi. Mengingat saat ini peredaran dan penggunaan narkoba saat ini masih demikian massif.
Hal tersebut dikatakan Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Brigjen Pol. Drs. Richard M. Nainggolan, saat membuka Rapat Kerja Gema Nusantara Anti Narkoba (Gentara), di Hotel Kimaya, Slipi, Jakarta, Sabtu (2/7/2022).
Richard mengapresiasi aktifitas Gentara selama ini. Apalagi dengan adanya YKABI, sebagai balai rehabilitasi komponen masyarakat.
“Dalam melaksanakan kegiatan pencegahan bahaya narkoba, seluruh komponen masyarakat harus saling bersinergi. Karena kejahatan narkotika adalah kejahatan luar biasa, di mana perlu strategi dan inovasi dalam penanganannya. Diperlukan strategi Soft Power Approach (berupa aktivitas pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pasca rehabilitasi, agar masyarakat memiliki ketahanan diri dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan narkoba). Juga dengan Hard Power Approach (fokus pada aspek penegakan hukum yang tegas dan terukur dalam menangani sindikat narkoba), dan Smart Power Approach (penggunaan teknologi informasi dalam upaya penanggulangan narkotika),” ungkap Jendral bintang satu lulusan Akpol 1988 ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Gentara DR. Wibisono, mengatakan, narkoba merupakan ancaman dalam perang modern karena melumpuhkan sebuah negara dengan merusak generasi muda. “Indonesia akan menjadi negara besar ketika generasi muda tumbuh sehat dan waras tanpa narkoba,” seru Wibisono.
Pada bagian lain, Kombes Pol. Nasrun Fahmi, Binmas Mabes Polri menjelaskan, tugas pokok Polri secara jelas tercantum pada Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia yang berbunyi: “Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat”. Salah satu tugas Binmas adalah pre-emtif, preventif, dan represif”.
Dijelaskannya, tindakan pre-emtif merupakan tindakan yang mengedepankan himbauan dan pendekatan kepada masyarakat dengan tujuan menghindari munculnya potensi-potensi terjadinya permasalahan sosial dan kejahatan di masyarakat. “Tindakah pre-emtif dilakukan dengan komunikasi yang bersifat persuasif dan mengajak masyarakat untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang menurut aturan dan norma sosial kemasyarakatan,” terangnya.
Kepala BNNK Jakarta Timur Hendrajid Putu Widagdo, menjelaskan, salah satu program andalan BNNK Jakarta Timur adalah Bimtek 12 jam yang bisa diselesaikan dalam dua hari dengan merangkul masyarakat dan ormas/LSM untuk menjadi penyuluh narkoba. Juga dijelaskan bahwa Gentara telah melakukan MoU dengan BNNK Jakarta Timur.
Pada kesempatan itu, Gentara juga melakukan MoU dengan balai rehabilitasi komponen masyarakat Yayasan Aksi Anak Bangsa Indonesia (YKABI) disaksikan oleh seluruh peserta dan tamu undangan.
Raker Gentara mengusung tema, “Memperkuat Kemampuan Antisipasi, Adaptasi, Dalam Bersinergi Mendukung Kota Tanggap Narkoba (Kotan) Menuju Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba)”.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Gentara Hendryanto Andrie mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber yang hadir dan seluruh pengurus Gentara. “Kami berharap Gentara dapat bersinergi dengan BNN dan Polri menuju Indonesia Bersinar,” harap Hendryanto. (RN)
Be the first to comment