
Jakarta, innews.co.id – Selama menjabat sebagai Gubernur Papua, Lukas Enembe mengaku kerap mendapat intimidasi. Terbanyak berupa penyebaran berita bohong (hoaks) terkait aktivitas Lukas, seperti yang dialami dalam setahun terakhir ini.
“Pemerintah Papua sama sekali tidak berdaya, dibungkam. Presiden Jokowi lihat ini. Ini masalah besar, setiap hari dibungkam, diintimidasi,” tutur Lukas, dalam keterangannya pada pertemuan dengan Amnesty International Indonesia di Kantor Badan Penghubung Pemprov Papua, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Lebih jauh Gubernur melalu Juru Bicara Pemprov Papua Muhammad Rifai Darus menguraikan, intimidasi yang dialami Lukas mulai terjadi dalam kepemimpinan periode kedua, khususnya dalam setahun terakhir.
“Intimidasi itu berupa penyebaran berita bohong (hoaks) terkait aktivitas Lukas. Jadi, beliau berada di mana selalu saja ada yang memfoto secara rahasia. Kemudian menaikkan dalam bentuk meme dan beritanya hoaks,” ungkap Rifai.
Dia menambahkan, kalau dihitung, setidaknya ada 100 hoaks yang telah tersebar mengenai kegiatan Lukas. “Salah satu tuduhan yang dilekatkan pada beliau ialah bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kami telah melaporkan hal tersebut ke kepolisian,” terang Rifai.
Menyikapi ketidaknyamanan ini, sambung Rifai, Gubernur merasa dirinya NKRI murni dan nasionalismenya tidak diragukan. Tapi beliau merasa dibungkam dengan tuduhan-tuduhan seperti itu.
Dalam pertemuan dengan Amnesty International, hal tersebut juga disampaikan oleh Lukas Enembe. Selain itu, Amnesty International juga menyampaikan laporan terkait pemantauan keamanan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di penambangan emas Blok Wabu.
Menurut Amnesty, ada peningkatan eskalasi militer di wilayah Intan Jaya, yang mengakibatkan pelanggaran HAM sejak 2020. Lukas mengaku telah menyurati Menteri ESDM pada 18 Februari 2022. Pemprov Papua menegaskan kondisi keamanan di wilayah Blok Wabu belum kondusif. (RN)
Be the first to comment