Jakarta, innews.co.id – Melalui program ‘Sedekah Cahaya’ yang digagas oleh Hanida Foundation, rakyat Indonesia–terutama yang berada di pedalaman, akan menikmati terang gemilang.
Program ini telah dijalankan Hanida Foundation di Dusun Cilele, yang terletak di Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dipimpin oleh Sri Suparni Bahlil selaku Ketua Pembina Yayasan, rombongan Hanida Foundation yang terdiri dari Ara Machmud (Ketua), Mutiara Ema (Pengawas), dan dr. Ida (Anggota Divisi Bidang Sosial), menyambangi daerah tersebut, Kamis (11/2/2021) lalu.
Menempuh jarak cukup jauh dari Ibu Kota, rombongan harus melalui jalan tak beraspal. Bahkan, karena kondisi jalan basah dan penuh lumpur, rombongan harus naik mobil offroad dan berjalan kaki selama 30 menit untuk tiba di lokasi.
“Walaupun jarak dari pusat Kota Karawang tidak terlalu jauh, namun hingga saat ini warga Dusun Cilele belum teraliri listrik dari PLN dan masih menggunakan lampu teplok berbahan bakar minyak solar karena minyak tanah sudah tidak ada. Padahal lokasinya berdekatan dengan salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia yaitu, Karawang International Industrial City (KIIC) di Karawang Barat,” kata Suparni Bahlil dalam keterangannya kepada innews, Ahad (14/2/2021).
Dalam kunjungan tersebut, selain bersilahturahmi dengan warga setempat dan anak-anak, rombongan Hanida Fondation juga melihat langsung proyek Lampu Mandiri Rakyat (Limar) yang diinisiasi oleh yayasan ini.
Menurut Suparni Bahlil, pengerjaan Limar tidak menggunakan APBN dan APBD, melainkan murni dengan dana dari para donasi dan CSR perusahaan. “Kami bersinergi dengan Yayasan Syekh Ali Jaber dalam mengerjakan ini. Tentunya didukung oleh kepala daerah setempat dan juga Pemerintah Pusat. Kami menggalang dana dari para donatur, baik perseorangan, lembaga atau perusahaan,” jelas Suparni Bahlil.
Dia menerangkan, Limar bisa diambil dari sumber listrik yang sudah ada seperti, microhydro, solarpanel, tenaga angin. Jadi, pada prinsipnya menggunakan listrik yang simpan di baterai. Baterai itu bisa menghidupan Limar sampai satu bulan dengan dicharge cukup selama tiga jam.
Saat ini, sambungnya, solar panel langsung dipasang di tiap rumah, dimana secara otomatis baterai bisa dicharge dan dipakai tiap hari. “Kegiatan ini juga dalam rangka mendukung program energi terbarukan yang saat ini tengah digalakkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Lampu Limar untuk setiap rumah terdiri dari 5 lampu besarnya, masing-masing 1 watt dengan kekuatan terangnya setara 10 watt. Juga bisa digunakan untuk charge handphone.
Dia menambahkan, pengerjaan Limar ini dilakukan setelah ditentukan titik-titik yang akan dipasang. “Kita memulai pemasangan secara bertahap keseluruh pelosok desa sampai Indonesia benar-benar terbebas dari kegelapgulitaan,” imbuhnya
Melalui Limar ini, Suparni Bahlil berharap Dusun Cilele akan terang benderang dan lebih maju lagi. “Program ‘Sedekah Cahaya ini dapat terus berjalan hingga kita dapat menerangi seluruh pelosok negeri,” tukas Suparni Bahlil. (RN)
Be the first to comment