Jakarta, innews.co.id – Tidak bisa dipungkiri para ulama merupakan ‘pejuang’ di garda terdepan dalam kontestasi politik di negeri ini, tak terkecuali pada Pemilihan Presiden di 2014 dan 2019. Dengan militansi tinggi, baik habaib, kyai, ustadz maupun ustadzah, tampil mengajak warga bangsa untuk memilih pemimpin yang diyakini mendapat ridho dari Allah SWT.
Hal itu juga dilakoni para ulama yang terhimpun dalam Seknas Dakwah se-Jabodetabek. Dengan semangat berkobar, mereka turun langsung ke masyarakat untuk ikut mensosialisasikan pasangan calon pemimpin bangsa yang arif dan bijak.
Kenangan Pilpres 2014 dan 2019 mewarnai perbincangan para ulama saat halal bihalal Keluarga Besar Ulama Seknas Dakwah Jabodetabek dalam rangka Idul Fitri 1442 H yang diadakan di Aula Gedung Majlis Taklim Seknas Dakwah di Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Sabtu, 22 Mei 2021.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, acara dilakukan secara terbatas, namun penuh kekeluargaan. Tampak hadir, Habaib Ja’far Al Kahft, KH. Abdul Rauf Syafei, KH. Drs. Miftabul Falah, KH. Suherman, Ustadz Miftah Addien, serta para ulama dari DPD dan DPC Seknas Dakwah Jabodetabek. Acara kali ini mengusung tema “Dengan Silahturahmi dan Halal Bihalal Para Ulama Seknas Dakwah Adalah Bukti Kuatnya Persatuan Ulama yang Cinta Tanah Air dan Setia Mengawal Indonesia Maju”.
Pada kesempatan itu, Kyai Rizal Maulana Ketua Seknas Dakwah Jabodetabek mengapresiasi kehadiran para ulama sebagai bentuk silahturahmi dan persaudaraan yang tak lekang di makan waktu. “Kita tentu sama-sama ingat bagaimana perjuangan yang dilakukan dengan militansi dan kegigihan dalam mendukung Presiden Joko Widodo saat Pilpres,” kata Rizal yang akrab disapa Kyai Asyik ini.
Meski begitu, lanjut Kyai Asyik, bak peribahasa habis manis sepah dibuang, begitulah yang dirasakan para ulama lantaran sikap banyak tim sukses Jokowi yang dikenal Timses 01, yang melupakan perjuangan yang dilakukan oleh para ulama di garda terdepan.
“Sampai saat ini, para ulama Seknas Dakwah sama sekali belum tersentuh oleh pihak-pihak tang tempo lalu menjadi Timses 01,” ujarnya lugas.
Kyai Asyik mengingatkan, “Jangan seperti kacang lupa kulitnya. Harus diingat peran besar para ulama yang benar-benar membela NKRI dan memperjuangkan Paslon 01.
Menurut Kyai Asyik, setidaknya ada perhatian kepada para ulama ini. “Bisa saja para ulama disalurkan ke masjid-masjid BUMN atau Kementerian/Lembaga. Kita harus memahami, terutama di masa pandemi ini,” ujarnya.
Diingatkan, jangan justru yang tidak berjuang sama sekali malah yang menikmati kemenangan dan duduk di kursi empuk. “Miris sekali kalau melihat kondisi begitu. Sudah waktunya mereka yang saat ini duduk di pemerintahan tergerak membantu para ulama ini,” pesan Kyai Asyik.
Membantu ulama diyakini memiliki pahala besar. Dalam sebuah hadist, secara jelas Rasulullah SAW mengkhawatirkan tiga hal yang akan terjadi pada umatnya. “Aku tidak mengkhawatirkan umatku kecuali tiga hal,” sabda Rasulullah.
“Pertama, keduniaan berlimpah, sehingga manusia saling mendengki. Kedua, orang-orang jahil yang berusaha menafsirkan Alquran dan mencari-cari ta’wilnya, padahal tak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Ketiga, alim ulama ditelantarkan dan tidak akan dipedulikan oleh umatku.” (HR Thabrani).
(RN)
Be the first to comment