Jakarta, innews.co.id – Berpuasa sejatinya membawa insan ke titik nol. Bak pepatah Latin, ‘nihil ex nihilo’. Namun, dibalik angka yang tidak menggambarkan kualitas berapa pun, tapi sesungguhnya menjadi penting.
Hal ini dikatakan Johari, SH., M.Si., Notaris/PPAT di Riau dalam pesan Ramadhannya, Ahad (18/4/2021). “Salah satu esensi dari aktifitas ibadah Ramadhan adalah untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis kita ke nol. Persis seperti jargon SPBU, ‘mulai dari nol dan pasti pas!’ Karenanya, di bulan Ramadan ini, mari kita perbanyak muhasabah diri,” ujar Johari yang juga mantan Ketua Pengwil IPPAT Riau ini.
Dikatakannya, makna tidak makan minum adalah untuk membersihkan toksin dan segala macam kebiasaan buruk (halal, haram, hantam), yakni pola/jenis makan yang tidak sehat, membuang racun (radikal bebas) dalam tubuh, agar bersih/sehat, habis menjadi nol.
Sementara makna tarawih, tadarus, tahajud adalah untuk mensucikan hati, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta (Hablum minallah), menyadarkan diri bahwa kita tidak ada apa-apanya, belum benar-benar bersih di hadapan Allah SWT.
“Banyak nikmat-Nya yang belum disyukuri (kufur nikmat). Membuang segala jenis penyakit hati, segala macam hasad, dengki, iri, dan segala macam spiecesnya (termasuk tabiat SMS alias senang melihat orang susah),” sambungnya.
Kembali ke titik nol, kata Johari, membuat kita terbebas dari segala kemungkaran dan angkara murka. Buang jauh segala penyakit jiwa/hati tersebut.
Dia mengajak semua umat Muslim untuk menolkan segala hal yang negatif dalam diri masing-masing. “Kita tingkatkan ritual ibadah baik dari segi kuantitas dan kualitas. Semoga Ramadhan kali ini dapat berbeda dari sebelumnya. Bikin hidup lebih hidup. Hidupkan segala aktifitas yang meningkatkan hal positif dalam diri kita agar beroleh taqwa. Ya naminkum la’allakum tattakun,” tukasnya. (RN)
Be the first to comment