
Jakarta, innews.co.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029, dengan peroleh suara 96.214.691 atau 58,59% menggungguli pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memperoleh suara 40.971.906 atau 24,95%. Sementara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengumpulkan 27.050.878 suara atau 16,47%.
Meski kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tengah menggugat hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi, namun banyak pihak memprediksi tak akan berpengaruh signifikan terhadap hasil Pilpres yang telah diumumkan.
Saat ini tengah bergulir wacana siapa saja sosok-sosok yang akan dipercaya menjadi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran nanti.
Khusus di bidang perekonomian, nampaknya perlu mendapat perhatian khusus, mengingat sektor ini menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa.
“Perekonomian dengan segala tantangannya menjadi bidang yang sangat krusial bagi pemerintahan Indonesia yang baru nantinya,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi, dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Pasalnya, lanjut Diana, ditengah kondisi moneter global yang belum stabil, rantai pasokan bahan baku di sejumlah negara yang kerap terhambat, serta kondisi fiskal yang relatif berfluktuasi, dibutuhkan sosok yang benar-benar bernyali, tegas, mampu memprediksi, dan membuat terobosan sehingga dampak ekonomi global tidak serta merta mempengaruhi pondasi perekonomian nasional.
Tak hanya itu, sambung CEO PT Suri Nusantara Jaya ini, guna memenuhi janji-janji kampanye dan penyelarasan APBN, butuh orang-orang yang memahami perekonomian Indonesia, baik mikro maupun makro. “Menurut saya paling tepat bila diambil dari kalangan pengusaha, ekonom, maupun perbankan. Karena umumnya mereka-mereka ini tidak saja memahami dan mampu memberi solusi terhadap masalah ekonomi, tapi juga memiliki insting kuat dalam mendeteksi geliat perekonomian di masa datang,” ujar Founder Toko Daging Nusantara ini.
Diana menambahkan, sebagai pengusaha pihaknya berharap pemerintahan yang baru nanti tidak salah pilih karena akan berdampak tidak baik pada kebijakan-kebijakan yang justru akan membuat pelemahan ekonomi nasional. Dibutuhkan orang yang teliti dan piawai dalam mengelola anggaran negara.
“Prediksi saya, mungkin untuk Menko Perekonomian masih ‘aman’ dipegang Bapak Airlangga Hartarto, sementara untuk posisi Menteri Keuangan ada beberapa nama yang dinilai punya kapasitas dan kapabilitas mumpuni seperti Rosan Roeslani (Ketum TKN 02), Erick Thohir (Menteri BUMN), disamping 4 nama yang sudah mencuat akhir-akhir ini yakni, Budi Gunadi Sadikin (sekarang Menteri Kesehatan), Kartika Wirjoatmodjo (Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara), Mahendra Siregar (Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan), dan Royke Tumilaar (Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia),” sebutnya lugas.
Diana juga mengingatkan, target Indonesia Emas 2045 harus menjadi gol akhir dari segala kebijakan ekonomi yang akan disusun oleh pemerintahan yang baru nanti. “Untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang capable dalam memperkuat dan mengembangkan infrastruktur perekonomian Indonesia seperti Road Map Indonesia Emas 2045 yang disusun oleh KADIN. Juga menjaga perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat, mendorong maraknya investasi, serta menjaga stabilitas nilai mata uang Indonesia, menjadi pekerjaan rumah yang juga harus menjadi concern menteri-menteri di bidang perekonomian kedepannya,” imbuhnya.
Meski pemilihan menteri-menteri menjadi hak prerogatif Presiden, namun pihaknya berharap, jangan sampai salah pilih karena bisa menjadi blunder bagi perekonomian negara. “Presiden RI harus betul-betul selektif, khusus untuk memilih ‘pembantunya’ di bidang ekonomi,” pinta Diana Dewi. (RN)
Be the first to comment