Ini ‘Resep’ Khusus Johannes Oberlin Tobing Angkat Dairi ke Pentas Nasional dan Global

Johannes Oberlin Lumban Tobing, bakal calon Bupati Dairi

Jakarta, innews.co.id – Perbaikan infrastruktur, peningkatan intensifikasi pertanian dan perkebunan, serta kesehatan menjadi hal-hal penting yang akan terus didorong agar merubah nasib masyarakat Dairi yang mayoritas agraris tersebut.

“Perbaikan infrastruktur tentu akan memudahkan mobilitas warga, terutama dalam membawa hasil-hasil panen berbagai produk pangan,” kata Johannes Oberlin Lumban Tobing, bakal calon Bupati Dairi, kepada innews, di Jakarta, Senin (3/5/2024).

Seperti diketahui, dengan luas wilayah sekitar 1.927,80 kilometer persegi, Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan, 8 kelurahan, dan 161 desa, dengan jumlah penduduk mencapai 322,12 ribu jiwa.

Dirinya berkeinginan membangun konektivitas untuk 15 kecamatan tersebut. “Dengan terhubungnya ke-15 kecamatan tersebut dengan infrastruktur yang baik, setidaknya hasil-hasil pangan akan mudah dibawa untuk dijual. Juga mobilitas masyarakat akan tinggi yang memicu perputaran roda perekonomian,” ujar putra asli Dairi yang dikenal sebagai advokat handal ini.

Intensifikasi pertanian

Johannes menguraikan, Sidikalang dikenal sebagai daerah penghasil kopi berkelas dunia. Siapa orang tidak tahu bila disebut Kopi Sidikalang. Kopi jenis robusta ini merupakan salah satu kopi terbaik di Indonesia, bahkan dunia.

“Faktanya, para petani kopi disana tidak memiliki kehidupan yang lebih baik. Pasti ada yang salah dengan hal tersebut,” ujar anggota Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) dan HAM Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-Perjuangan ini.

Menurutnya, intensifikasi pertanian menjadi salah satu kunci membangkitkan pertanian dan perkebunan di Dairi. “Pertanian di Dairi harus dibangkitkan. Masyarakat harus bisa mendapat lahan cukup yang akan digunakan untuk pertanian. Warga di Dairi mayoritas bertani, ini harus kita dorong agar lebih maksimal lagi,” tutur Johannes Tobing.

Salah satu upaya yang akan dilakukannya kelak adalah melobi Pemerintah Pusat. Mulai dari menyediakan lahan, menyiapkan bibit unggul, sampai pada penyediaan anggaran seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para petani. “Perlu dilakukan lobi-lobi di tingkat pusat secara serius,” imbuhnya.

Namun, Johannes yakin dengan jaringan dan link yang selama ini telah terbangun, maka hal tersebut niscaya pasti bisa ia lakukan. “Saya tidak mau jumawa, namun hanya yakin itu bisa kita lakukan. Intinya, kita akan bawa Dairi menjadi lebih mendunia lagi, baik lewat produk-produk pangan maupun keunggulan lainnya,” serunya.

Fasilitas kesehatan minim

Aspek lain yang tak kalah penting, lanjut Johannes, adalah kesehatan. “Jujur, saya sangat sedih bila melihat rumah sakit di Sidikalang. Selain alat-alat kesehatan yang sangat terbatas, juga dokter-dokter spesialis tidak ada,” ungkapnya blak-blakan.

Bahkan, dirinya punya pengalaman, ketika melakukan sosialisasi ke Dairi, ia terkena sakit mata. Ketika berobat, tidak ada dokter spesialis mata di rumah sakit lokal. “Warga di sana harus menempuh perjalanan lebih dari 1,5 jam ke Tanah Karo atau bahkan 4 jam lebih untuk ke Medan agar mendapat rumah sakit yang lebih lengkap pelayanannya,” kata Johannes.

Yang bikin dirinya lebih miris lagi, faktanya banyak perempuan meninggal di Dairi karena tidak tertangani proses kelahiran bayinya dengan baik. “Informasinya banyak perempuan ketika melahirkan tidak bisa ditangani di Dairi, lantas dibawa ke Karo. Karena perjalanan cukup jauh, akhirnya harus meninggal di perjalanan. Apakah kita mau seperti itu terus? Kasihan nyawa ibu dan bayi sia-sia hanya karena ketidaklengkapan fasilitas kesehatan,” cetus Johannes.

Untuk itu, dirinya siap melakukan perubahan bila dipercaya memimpin Dairi. “Perbaikan fasilitas kesehatan adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Saya mau tingkat kesehatan warga Dairi semakin baik. Begitu juga warganya semakin cerdas dan banyak melahirkan generasi-generasi yang sukses,” tukasnya.

Sebagai putra asli Dairi, Johannes Tobing bertekad membangun kampung halamannya dengan terbuka dan transparan. “Sudah terlihat selama ini pembangunan dilakukan masih setengah hati dan tidak berdampak signifikan bagi warga setempat. Saatnya kita melakukan revolusi total demi Dairi yang lebih maju lagi,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan