
Jakarta, innews.co.id – Bulan Suci Ramadan selalu memberi harapan akan moncernya sejumlah sektor usaha yang tentunya memberi pendapatan lebih bagi pelaku usahanya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, utamanya sebelum pandemi Covid-19, sektor ritel mengalami peningkatan bisnis paling besar di bulan Ramadan ini. Terjadi lonjakan hingga mencapai 15-20% dibanding hari biasa.
Secara umum, lanjut Diana, ada sejumlah sektor yang diuntungkan di bulan Ramadan, yaitu sektor Consumer Non-Cyclical dan Consumer Cyclical.
“Yang termasuk Consumer Non-Cyclical ialah sub-sektor makanan olahan, sub-sektor ikan, daging, dan produk unggas, serta sub-sektor perkebunan dan tanaman pangan. Sementara untuk Consumer Cyclical yakni, sub-sektor ritel pakaian dan tekstil,” terang Founder Toko Daging Nusantara ini.
Tak hanya itu, Ramadan juga menjadi kesempatan tersendiri bagi UMKM dan pedagang dadakan untuk menangguk cuan, seperti jajanan di pasar dadakan yang muncul sepanjang sebulan penuh.
Diana menilai, untuk Ramadan tahun ini, kalau saja bisa menyamai pendapatan sebelum pandemi, sudah luar biasa, mengingat saat ini ada kecenderungan daya beli masyarakat melorot. “Kita akan melihat di akhir puasa nanti sejauhmana geliat pendapatan sektor-sektor ritel dan UMKM,” tukas Komisaris Independen PT Angkasa Pura Suport ini.
Founder PT Suri Nusantara Jaya ini berharap momentum Ramadan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, baik UMKM maupun sektor ritel. Namun, dari sisi harga haruslah diperhatikan sehingga terjadi persaingan yang sehat. “Kami mengimbau para pelaku usaha, baik UMKM maupun sektor-sektor ritelnya bisa bersaing secara sehat sehingga dagangannya bisa menjadi berkah,” serunya.
Terkait kenaikan bahan-bahan pokok, Diana mengaku khawatir akan memicu penurunan daya beli masyarakat. “Daya beli masyarakat yang turun berpotensi menekan pendapatan pelaku usaha. Untuk itu, pemerintah harus bisa meningkatkan daya beli masyarakat, utamanya pada kebutuhan-kebutuhan pokok. Caranya, bisa melalui operasi pasar, penetapan harga eceran tertinggi (HET) yang terjangkau masyarakat, memperbanyak stok di pasaran, dan sebagainya,” usul Diana. (RN)
Be the first to comment