
Jakarta, innews.co.id – Penerapan teknologi di sektor maritim, khusus di atas kapal masih tergolong minim. Alasannya, karena jaringan internet yang mahal dan bandwidth yang terbatas dikarenakan kapal berada ratusan atau ribuan mil dari daratan terdekat.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) Carmelita Hartoto. “Pengembangan Internet of Things (IoT) di pelayaran juga tidak semudah di sektor lain,” kata Carmelita dalam keterangan resminya, Minggu (31/10/2021).
Dia menegaskan, di masa pandemi Covid-19 ini kebutuhan akan koneksi internet yang memadai menjadi semakin penting agar kegiatan bisnis dapat terus berjalan.
Karenanya, sambung Carmelita, perlu adanya penyediaan jaringan satelit yang kompetitif, mengingat kapal berada di tengah laut yang membutuhkan jaringan satelit yang efisien. “Kemudian, perlu juga adanya dukungan pengadaan alat dengan memberikan kemudahan perizinan dan harga yang kompetitif,” imbuh Carmelita.
Dia juga menjelaskan, bahwa penerapan digitalisasi pada sistem layanan online di sektor maritim perlu terus dikembangkan sehingga proses bisnis menjadi lebih efisien dan cepat pada akhirnya mampu menekan biaya logistik.
“Pembangunan infrastruktur digital yang terintegrasi sangat penting bagi sektor maritim dan logistik, karena akan terciptanya big data yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan analisis,” tambahnya.
Menurutnya, big data mendorong terciptanya inovasi produk, layanan dan peluang bisnis di sektor maritim. Misalnya, informasi mengenai ketersediaan ruang muat kapal, dan jenis komoditas. “Sinergitas, kolaborasi dan inovasi di sektor maritim perlu terus dilakukan untuk kemajuan industri maritim kita,” tukas Carmelita. (RN)
Be the first to comment