Jelang Ramadhan, Ketum KADIN DKI Minta Pemerintah Penuhi Kebutuhan Pokok Rakyat dan Perketat Ekspor Migor

Hj. Diana Dewi Ketua Umum KADIN Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Disparitas harga jual minyak goreng (migor) yang cukup besar di Indonesia dengan negara-negara lain mendorong terjadinya ekspor yang diduga ilegal. Padahal, di dalam negeri sendiri, beberapa waktu lalu sempat terjadi kelangkaan migor.

“Memang terdapat perbedaan harga jual minyak goreng sawit di lima negara lainnya,” ungkap Hj. Diana Dewi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangannya kepada innews, Senin (28/3/2022).

Diana mencontohkan, di Tanah Air, harga minyak goreng dipatok dikisaran harga Rp24 ribu per liter. Sementara di Malaysia, migor non-subsidi seharga Rp26.805 per liter. Di Singapura, harga migor kemasan berkisar antara Rp28.965 – Rp38.445.

“Begitu juga di Vietnam, harga komoditas itu dibanderol Rp30.000 – Rp35.450. Di Filipina harga migor kemasan dijual antara Rp32.931- Rp35.749. Dan di Thailand, harga komoditas itu seharga Rp25.800 – Rp29.670 per liter,” urai Diana.

Dengan kondisi seperti itu, sambung CEO PT Suri Nusantara Jaya ini, sangat mungkin ada barang yang dijual secara ilegal keluar negeri. Untuk itu, pemerintah diminta dapat mengawasi dengan ketat agar mempersempit gerak dan celah terjadinya penyimpangan.

“Pemerintah harus melakukan pengontrolan secara ketat agar tidak terjadi kebocoran ekspor migor, sementara saat ini kebutuhan masyarakat jelang Bulan Suci Ramadhan ini begitu besar,” kata Diana lagi.

Menurutnya, dengan banyaknya kuota migor di Tanah Air, tentu akan menekan harga jual. Sehingga terjangkau oleh masyarakat. “Sekarang ini kan harga migor lagi melangit. Itu harus diantisipasi oleh pemerintah. Jangan rakyat jadi korban,” tukasnya.

Diana menambahkan, melihat pasokan yang semakin menipis dan permintaan yang melonjak, pemerintah harus dapat meninjau ulang kebijakan terkait Program Biodiesel 30 persen (B30), sehingga ada pengurangan CPO yang digunakan untuk program bio diesel. “Selain itu dilakukan pengetatan dan menaikkan pajak ekspor minyak goreng agar dapat melindungi pasokan dalam negeri,” sarannya.

Memasuki Bulan Suci Ramadhan ini, kata Diana, Pemerintah harus dapat memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. Tentunya dengan harga yang terjangkau. “Kita sudah mengalami masa-masa sulit dihantam badai pandemi Covid-19. Itu pun belum sepenuhnya pulih. Pemerintah harus berempati tinggi terhadap kehidupan masyarakat, sehingga warga tidak merasa terbebani dengan harga-harga bahan pokok yang melonjak,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan