KADIN DKI Desak PBB Segera Akhiri Agresi Militer Israel ke Palestina

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi

Jakarta, innews.co.id – Perang antara Israel dan Palestina harus segera dihentikan. Bila tidak, maka dikuatirkan bakal terjadi resesi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

“Berkecamuknya perang Israel dan Palestina membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya pemboikotan produk-produk dari negara yang diduga berafiliasi dengan Israel,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Diana menilai, pemboikotan sejumlah produk tersebut sebagai bentuk kekecewaan dari masyarakat terhadap agresi militer yang dilakukan Israel kepada warga Palestina di Gaza, yang mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa.

“Secara kemanusiaan tentu kita prihatin jatuhnya banyak korban jiwa, terutama anak-anak maupun kaum perempuan,” ungkap CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.

Menurutnya, sebagai pengusaha pihaknya berharap kondisi ini tidak berlarut. Secara ekonomi hal ini bisa merugikan Indonesia. Saat ini saja, diperkirakan telah terjadi penurunan pendapatan dari sejumlah perusahaan mencapai 20-40%.

Diana menambahkan, ada bermacam produk yang diboikot, mulai dari makanan-minuman, restoran cepat saji, produk mandi, dan sebagainya. Namun, sejauh ini untuk kebutuhan pangan belum ada indikasi pemboikotan.

“Pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini dunia internasional harus mengambil langkah-langkah cepat dan tepat agar pemboikotan tidak meluas. Bila dibiarkan terus, maka gelombang PHK bisa terjadi. Mungkin ada sanak keluarga kita yang mengalaminya. Tentu kita juga tidak menginginkan hal tersebut terjadi,” serunya.

Owner Toko Daging Nusantara ini mendesak Badan Dunia (PBB) untuk mengambil langkah-langkah konkrit guna mengakhiri perang tersebut, termasuk juga perang Rusia-Ukraina yang membuat distribusi sejumlah bahan baku jadi terkendala.

“Penghentian perang harus diperjuangkan agar situasi kembali kondusif, termasuk di Indonesia,” tukas Diana Dewi. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan