
Jakarta, innews.co.id – Stunting dan gizi buruk masih membayangi anak-anak di Indonesia. Fenomena ini masih mengemuka. Butuh kerja sama warga dan effort dari pemerintah agar masalah ini bisa teratasi.
Secara khusus, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta terus menggaungkan masalah ini dan mendorong warga untuk terlibat secara aktif mengentaskan persoalan tersebut.

Data PBB menyebutkan, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting. Sekitar 6,3 juta di antaranya adalah balita Indonesia, baik yang mengalami stunting dan gizi buruk. Sementara itu, data BKKBN tahun 2022 menyebutkan, ada 21 juta keluarga di Indonesia berisiko stunting. Khusus di DKI Jakarta sendiri ada sekitar 20.000 anak yang mengalami stunting dan gizi buruk.
“Kondisi ini menuntut peran aktif dari seluruh masyarakat agar masalah ini bisa segera teratasi. Kita tidak bisa berpangku tangan, tapi harus bersama-sama mendukung gerakan pengentasan stunting,” kata Ketua Umum KADIN DKI Diana Dewi, saat memberikan sambutan dalam acara Talk Show bertema “Mencegah Stunting, Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak”, yang diadakan di RPTRA Baung Kebagusan, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2024).

Diana yang juga menjadi salah satu pembicara pada acara tersebut menegaskan, stunting adalah masalah yang tidak bisa diabaikan, dan menjadi tugas kita bersama untuk berperan aktif dalam menanggulanginya, tentunya melalui membangun kesadaran, edukasi, dan sosialisasi. “Dengan usaha bersama ini kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerah untuk anak-anak kita,” seru CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.
KADIN DKI, sambung Diana, mendukung upaya Dinas Kesehatan DKI Jakarta, di mana sepanjang 2023 melakukan active case finding, yaitu secara aktif menemukan kasus anak-anak bermasalah gizi termasuk stunting. “Dengan melakukan identifikasi tentu data yang diperoleh akan lebih akurat. Setelah itu, bisa dicarikan solusi yang menyasar langsung ke penderita stunting dan keluarganya,” ujar Owner Toko Daging Nusantara ini.

Sejauh ini, lanjut Diana, KADIN DKI proaktif mendorong pengentasan masalah stunting. Salah satunya bekerja sama dengan Forum CSR DKI Jakarta, untuk turun langsung memberi paket nutrisi kepada anak-anak dan ibu hamil.
Komisaris Independen PT Angkasa Pura Suport ini menguraikan, pencegahan stunting dapat dimulai dari pemenuhan gizi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan anak sejak janin terbentuk sampai dengan usia 2 tahun pada saat kehidupan pertama bayi dilahirkan. Karena pada saat itu stunting dapat terjadi dan sekaligus dapat dicegah atau masih dapat dikoreksi. Selain itu, fasilitas kesehatan yang berada dalam lingkungan masyarakat, seperti Posyandu dan pendampingan keluarga dapat juga mendorong penanggulangan stunting di wilayah masing-masing.

Diana optimis bila semua pihak terlibat, maka stunting akan dapat diminimalisir. “Data per November 2023, sebanyak 19,64% dari jumlah balita yang stunting berhasil terbebas setelah dilakukan intervensi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak di bawah 5 tahun. Persoalan ketidakcukupan gizi dapat diatasi dengan memberikan makanan kaya protein hewani, seperti telur dan susu,” ungkapnya.
Secara khusus, Diana mengajak semua pihak untuk mau meringankan tangan membantu mencukupkan gizi warga yang kurang mampu atau anak yang terkena stunting, juga ibu hamil. “Saya mengajak semua pihak untuk terlibat secara aktif memerangi stunting. Tak ada hal yang terlalu sulit asal kita lakukan bersama-sama. Ayo, bersama kita perangi stunting!” serunya.

Selain dihadiri jajaran pengurus KADIN DKI, juga hadir KADIN Kota Jakarta Selatan, Camat dan Lurah setempat, Pengelola RPTRA, dan masyarakat umum. Tampil sebagai pembicara lain, Dr. Wahidin, Kepala Biro Perencanaan BKKBN RI, Dr. Randy H. Teguh, Ketua Umum HIPELKI, April Jasmine, Womanpreneur/Public Figure, dan Ketua KADIN Jakarta Selatan, H. Ahmad Lafranta Siregar. (RN)
Be the first to comment