Kamaruddin Kontroversial, Seknas Jokowi Dakwah: Jangan Sembarang Menuding Harus Dibuktikan

K.H. Rizal Maulana yang akrab disapa Kyai Asyik Ketua Seknas Jokowi Dakwah

Jakarta, innews.co.id – Pembenahan di tubuh institusi kepolisian terus diupayakan. Masukan-masukan dari masyarakat menjadi keniscayaan yang akan membuat lembaga negara tersebut menjadi semakin profesional dalam memberikan layanan terhadap masyarakat. Namun, masukan, saran, dan kritik yang disampaikan harus memiliki dasar yang kuat. Jangan asal bunyi (asbun), apalagi sampai menghina-hina institusi. Kalau demikian, berarti ada sentimen yang dibawa dalam melontarkan kritik.

Hal tersebut dikatakan K.H. Rizal Maulana Ketua Seknas Dakwah Jokowi Jabodetabek dalam keterangan persnya yang diterima innews, di Jakarta, Jum’at (16/12/2022), menanggapi pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang kontroversial. Pengacara keluarga Brigadir Joshua Hutabarat dalam kasus Ferdy Sambo ini mengatakan, polisi hanya mengabdi pada negara satu minggu, tiga minggu sisanya ke mafia.

“Bisa saja masyarakat ikut memberi sumbang saran demi perbaikan Polri, namun harus disampaikan dengan cara-cara yang benar, berintelek, dan santun. Bukan malah menghina-hina dan bersikap arogan,” kata Rizal lagi.

Menurutnya, kalaupun ada oknum-oknum di kepolisian melakukan perbuatan tidak terpuji, bukan berarti bisa digeneralisir bahwa semuanya sama seperti itu. “Tidak bijaklah kalau ada suatu persoalan yang lainnya dilibatkan, bahkan diolok-olok. Apa yang dikatakan dia (Kamaruddin) itu tidak bisa dibenarkan,” tukas Wakil Ketua Umum DPP Jam’iyyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh Indonesia (JATMI) ini.

Rizal menambahkan, Kamaruddin harus bisa mempertanggungjawabkan dan membuktikan ucapannya. “Jangan terlalu enteng lidah untuk bicara, bahkan sampai menghina pihak lain. ” Ucapan dia itu menggambarkan sosok berintelektual rendah. “Jangan karena lagi naik daun karena kasus Sambo, lantas bersikap angkuh dan seenaknya koar-koar,” serunya.

Saat ini, kata Rizal, diperkirakan jumlah polisi di Indonesia sekitar 434.135 orang. “Apa iya semuanya mengabdi kepada mafia? Jangan arogan lah, harus bijak dan bisa memilah-milah masalah,” tukasnya.

Dirinya meyakini, terjadinya sederet kasus yang menimpa jajaran Polri tentu mendorong mereka untuk terus melakukan pembenahan. “Saat ini polisi tentu lebih berhati-hati dan meningkatkan profesionalitasnya,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan