Jakarta, innews.co.id – Sindiran tajam dilontarkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Erick menilai, Hipmi saat ini lebih sibuk untuk berpolitik sehingga akan berimbas pada tingkat kewirausahaan di Asia Tenggara. Bahkan, Erick yang juga mantan kader Hipmi mempertanyakan pembangunan ekspertise yang dilakukan di Hipmi.
“Kelihatannya Hipmi sekarang lebih sibuk untuk berpolitik,” ujar Erick dalam Rakernas Hipmi, Jumat (5/3/2021).
Erick menambahkan, dari data Kementerian Koperasi dan UKM 2020, terlihat Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara sekawasan dalam persentase jumlah pengusahanya. Jumlahnya masih 3,47 persen terhadap total penduduk. Sedangkan Thailand, Malaysia dan Singapura berada di atas Indonesia dengan jumlah masing-masing 4,26 persen, 4,74 persen dan 8,76 persen dari total penduduk di masing-masing negara tersebut.
Selain itu, Erick juga menyoroti Hipmi yang begitu mengandalkan keberpihakan pemerintah dalam berbisnis. “Ini bukan eranya kita mengandalkan keberpihakan. Sebab, keberpihakan tidak akan nyata tanpa ada pondasi dari kapabilitas, track record, dan ekspertise, karena bila itu tidak dimiliki ketika diadu di era persaingan ini akan terlihat,” kata Erick lagi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkelakar menyebut Kabinet Indonesia Maju yang dibentuknya seperti Kabinet Hipmi karena jajaran menteri kebanyakan berasal dari Hipmi. Lantaran sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju berasal dari organisasi tersebut. Di antaranya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. (RN)
Be the first to comment