Kembangkan Sikap Positif Peserta Didik, Montessori School Gelar Kontes Budaya

Serunya kontes budaya yang diadakan Montessori Gading Permata School (MGPS), dalam upaya memperkenalkan sekolah tersebut kepada masyarakat luas, di Mall Artha Gading, Jakarta Utara, Jumat (28/10/2022)

Jakarta, innews.co.id – Sekolah bukan semata mengajar keilmuan semata. Hal yang terpenting justru bagaimana membentuk pertumbuhan peserta didik yang positif, dengan memiliki rasa hormat, bertanggung jawab, disiplin, serta kecintaan terhadap keragaman di lingkungannya.

Hal tersebut mengemuka dalam kontes yang diadakan Montessori Gading Permata School (MGPS), dalam upaya memperkenalkan sekolah tersebut kepada masyarakat luas, di Mall Artha Gading, Jakarta Utara, Jumat (28/10/2022).

Para dewan juri dalam kontes budaya yang diadakan Montessori Gading Permata School (MGPS), di Mall Artha Gading, Jakarta Utara, Jumat (28/10/2022)

“Montessori menjunjung tinggi filosofi dan praktik pendidikan yang mendorong pertumbuhan motivasi diri yang ketat untuk anak-anak dan remaja di semua bidang tumbuh kembang mereka,” kata Head of School Montessori Gading Permata, Januati Halim, MBA., dalam keterangan persnya yang diterima innews, Sabtu (29/10/2022).

Tujuan kontes yang mengusung nilai-nilai budaya Indonesia, kata Januati adalah agar peserta didik dapat memelihara keinginan alami setiap anak akan pengetahuan, pemahaman, dan rasa hormat.

Pentingnya mengenalkan budaya Indonesia, bagi Januati, akan memperkuat kepribadian para peserta didik. Ini juga yang menjadi alasan memilih sekolah di Montessori, untuk mempelajari dan membedakan dari pendidikan tradisional.

Head of School Montessori Gading Permata, Januati Halim, MBA

Pendekatan yang dilakukan Sekolah Permata Montessori Gading adalah untuk mengembangkan sikap positif pada setiap anak terhadap pembelajaran. “Kami terus memaksimalkan upaya untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mampu bertanggung jawab, dan berpengetahuan, dengan rasa diri yang kuat yang mereka butuhkan untuk berkembang di dunia nyata. Selain itu, juga mengembangkan rasa percaya diri sebagai pembelajar mandiri dalam membantu setiap anak membangun kebiasaan konsentrasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang abadi dalam diri anak,” terangnya.

Dia menambahkan, dalam masyarakat yang berubah dengan cepat perlu
mengembangkan kebiasaan inisiatif dan ketekunan dalam membina keamanan batin dan rasa keteraturan sehingga membantu mengembangkan keterampilan, sensorik dan motorik halus, mengasah kemampuan membedakan dan menilai.

Januati meneruskan, kegiatan UN dengan tema ‘Unity in Diversity’ ini dapat membantu anak berkembang secara sosial dan menumbuhkan rasa keberanian mereka untuk tampil di khalayak ramai. “Dengan kemampuan bekerja dengan orang lain, maka dapat membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan dan imajinasi kreatif,” imbuhnya.

Melalui acara ini, diharapkan peserta kian mencintai serta ikut melestarikan budaya Indonesia dan juga menghargai kebudayaan negara lainnya. MGPS juga berharap dapat mendukung salah satu upaya memajukan pariwisata dan kebudayaan Indonesia sejalan dengan misi G-20 yang diadakan di Indonesia dan berlangsung sampai dengan November 2022 ini.

Kegiatan kontes budaya berlangsung sangat meriah

Sebagaimana diketahui, Sekolah Montessori merupakan sekolah khusus yang menerapkan sistem kurikulum montessori bagi anak usia dini. Montessori sendiri merupakan metode yang diperkenalkan oleh Dr. Maria Montessori pada awal 1900-an. Metode ini dikembangkan karena dilatarbelakangi kegiatan belajar akan lebih optimal apabila anak-anak belajar di lingkungan yang terstruktur (prepared environment).

Lingkungan ini dibuat dengan menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan anak-anak secara individual. Pengajaran di Sekolah Montessori bukan hanya memberikan kebebasan secara aktif kepada murid saja, tetapi juga para pengajar atau guru. Saat pembelajaran di kelas, guru akan menghampiri kelompok per kelompok dan memberikan pemahaman kepada mereka.

Selain itu, sistem penilaian pada metode Montessori juga lebih luas. Guru dapat melakukan observasi kepada peserta didik. Di samping itu, mereka dapat melihat perkembangan anak secara keseluruhan mulai dari emosional, intelektual dan sosial. Peran guru di sini juga bukan hanya menjadi tenaga pendidik tapi bagai fasilitator bagi peserta didik.

Tak lupa Januati mengucapkan terima kasih untuk para juri antara lain, Ms Maria Stelladimax Ntelok (Runner- up Ms Earth Indonesia 2022), None Marry Marsela (Abang None Jakarta Utara), dan Albertus Yose Satria (Finalis Abang None Jakarta 2017).

“Melalui acara ini, kita semua juga diingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan di dalam keberagaman budaya, agama, dan juga rasa yang sampai saat ini masih terjalin baik di Indonesia,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan