Jakarta, innews.co.id – Pemerintah berupaya memastikan roda ekonomi dan aktivitas usaha dapat tetap bergulir meski dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Untuk itu, adaptasi dan transformasi menjadi kunci keberhasilan UMKM dan koperasi dalam bertahan dan bangkit dari pandemi.
Hal ini dikatakan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara webinar bertema ‘Membangun Milenial Produktif melalui Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas’, yang diadakan Ikatan Alumni SMAN 5 Bandung, Sabtu (13/2/2021).
Adaptasi yang dimaksud dirangkum dalam 4 pilar transformasi yaitu, informal ke formal, akses rantai pasok, koperasi modern, dan pencetakan wirausaha muda produktif.
Teten menegaskan, koperasi kreatif menjadi salah satu konsep yang semakin relevan dengan milenial karena sangat inklusif. Namun, di saat yang sama, memungkinkan menciptakan peluang usaha dari hobi, passion, hingga kesenangan yang sama.
“Contoh koperasi kreatif yang sedang kita dorong tercipta saat ini adalah koperasi kreatif film, motor kustom, hingga koperasi berkenaan aspek desain,” jelasnya.
Dia menambahkan, Badan Pusat Statistik baru-baru ini merilis kinerja ekonomi Indonesia sepanjang 2020. Meski masih terkontraksi, angka ini mengindikasikan tren positif pemulihan ekonomi nasional terus berlangsung. Dari -5.32% di Kuartal 2 tahun 2020, membaik menjadi -3,49% di Kuartal 3, dan -2,19% di Kuartal 4.
“Perkembangan ini tentu memberikan sentimen positif atas upaya pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung. Namun demikian para pelaku usaha tetap diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Di sinilah, lanjut Teten, pelaku-pelaku ekraf menjadi sangat relevan dan berpotensi muncul sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional. “Karena, merupakan sektor yang sangat bermodalkan pada kekayaan intelektual serta penciptaan nilai tambah,” imbuh MenkopUKM.
Dalam kesempatan itu pula, MenkopUKM mengajak semua pihak untuk memanfaatkan program-program berkenaan pengembangan UMKM dan koperasi. Salah satunya melalui LPDBKUMKM yang saat ini 100% penyaluran dana bergulir difokuskan untuk koperasi.
“Artinya, komunitas kreatif dan para pelaku usaha di bidang ekraf dapat kita dorong untuk terkonsolidasi dalam format koperasi,” pungkas Teten. (RN)
Be the first to comment