Ketum Dantara: Bila Rakyat Menghendaki 3 Periode, Presiden Jokowi Akan Taat

Putri Simorangkir Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara), relawan Jokowi di Pilpres lalu

Jakarta, innews.co.id – Guna membangun bangsa ini butuh kepemimpinan yang berkelanjutan. Kalau pemimpin satu hanya berorientasi pada pemikirannya sendiri dan cenderung mengabaikan karya-karya positif pemimpin sebelumnya, maka bangsa inu cenderung tidak maju karena semua kembali lagi ke titik nol.

Demikian juga di bangsa ini. Selama 10 tahun, Presiden Joko Widodo telah mampu meletakkan pondasi pembangunan yang tidak hanya bisa dinikmati oleh generasi sekarang, tapi juga mendatang. Pengelolaan kekayaan alam Indonesia ditata sedemikian rupa sehingga memberi kemanfaatan besar bagi bangsa. Tidak seperti di era kolonial dulu hingga sebelum pemerintahannya, di mana Indonesia hanya sebagai penyuplai bahan baku, negara lain yang menikmatinya.

“Apa yang dilakukan Presiden Jokowi selama pemerintahannya, telah membuka mata seluruh masyarakat bahwa sejatinya bangsa yang kaya ini masyarakatnya bisa sejahtera dengan mengelola kekayaan alam karunia Tuhan,” kata Putri Simorangkir Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara), relawan Jokowi di Pilpres lalu, kepada innews, di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Sayangnya, kepemimpinan yang telah sanggup memoles bangsa ini menjadi salah satu negara yang sangat diperhitungkan di kancah global ini, harus berakhir di 2024. “Memang Pasal 7 UUD 1945 menyatakan Presiden hanya bisa menjabat untuk dua periode saja. Namun, kalau kita melihat begitu adidayanya Indonesia saat ini, rasanya perlu dipertimbangkan untuk memberikan diskresi agar Presiden Jokowi bisa memimpin minimal untuk satu periode lagi,” ungkap Putri.

Ini bukan tanpa alasan! “Saat ini, siapapun calon presiden tidak ada yang setara/sekelas Pak Jokowi. Calon yang ada bersama kroninya justru berpotensi merusak hal-hal baik yang telah dilakukan Pak Jokowi,” tutur Putri miris.

Dikatakannya, bila Jokowi diperkenankan menjabat minimal satu periode lagi, maka sejumlah pekerjaan-pekerjaan besar pasti bisa dituntaskan. Seperti perpindahan Ibu Kota Nusantara. Pengelolaan sumber daya alam antara lain, emas, perak, nikel, bauksit, batubara, dan minyak bumi. Belum lagi hasil laut, perkebunan dan lainnya yang tengah ditata sebaik mungkin, di mana Indonesia tidak sekadar mengirim bahan mentah, tapi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Ini tentu akan meningkatkan perekonomian bangsa.

“Saya khawatir, dengan ganti pemimpin maka akan ganti pula kebijakan. Apalagi kalau nanti presidennya yang berlawanan (antitesa) dengan Pak Jokowi, berpotensi merusak rencana besar itu. Sekarang saja ngomongnya manis-manis, akan meneruskan pekerjaan Presiden Jokowi, semata cuma mau menarik simpatik pendukung Pak Jokowi. Padahal, ketika terpilih, semuanya dirombak total. Ini sangat mengerikan,” ujar Putri galau.

Baginya, saat ini kita membutuhkan pemimpin yang kuat dalam prinsip dan berani, tapi takut korupsi. Karena hanya dengan begitu, Indonesia bisa menjadi negara maju.

Kalau tidak tepat memilih Capres, maka yang terjadi bila terpilih pemimpin mendatang berpotensi menggarong kekayaan alam negeri ini guna memperkaya diri dan kelompoknya saja. Sementara roda pemerintahan dijalankan sesuka hatinya saja. Kalau begini, kan rakyat yang akan jadi korban.

Belum lagi politik dalam dan luar negeri yang sudah demikian terkontrol, di mana peran Indonesia begitu nyata, baik bagi perdamaian dunia maupun kemanusiaan.

“Bila diizinkan, bisalah Pak Jokowi memimpin bangsa ini untuk satu periode lagi. Sesudah itu, mungkjn tongkat estafet kepemimpinan bisa diberikan kepada Ganjar Pranowo yang pastinya sudah lebih matang,” usul Putri.

Dirinya yakin, mayoritas rakyat Indonesia memiliki pemikiran yang sama dengannya, hanya saja takut menyuarakannya karena berpikir Presiden Jokowi akan menolak keinginan tersebut. Saat ini, sambung Putri, rakyat Indonesia masih membutuhkan Presiden Jokowi. Dia yakin, jika dilakukan polling atau jajak pendapat, mayoritas rakyat pasti memilih tetap dipimpin Jokowi.

“Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa dirinya hanya taat kepada Konstitusi dan kehendak rakyat. Artinya, bila rakyat menghendaki (tiga periode), beliau akan taat. Demi bangsa dan negara, pemberian diskresi kepada beliau untuk memimpin satu periode lagi rasanya bukan kekeliruan, malah akan sangat menguntungkan bangsa ini,” imbuhnya.

Putri menegaskan, Indonesia pernah memiliki presiden yang kuat dan berani yakni Soekarno. Sekarang yang menyamainya adalah Presiden Jokowi.

Dia menyadari hal ini tentu tidak akan mudah, apalagi menghadapi oknum-oknum yang syahwat kekuasaannya sudah di ubun-ubun, tentu akan berjuang agar Presiden Jokowi segera purna tugas. Sebab kalau Jokowi diizinkan dipilih kembali pada Pilpres 2024, maka siapapun pasangannya, pasti akan menang. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan