Ketum DANTARA Ungkap Kenangan Manis Era Jokowi, Akankah Terulang?

Putri Simorangkir, Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara)

Jakarta, innews.co.id – Riuh Pemilihan Presiden-Wakil Presiden 2024 kian terasa. Pendaftaran pasangan bakal calon Presiden-Wapres hari ini, seolah jadi penanda, Pilpres 2024 sudah di depan mata.

Gerbang pesta demokrasi telah terkuak. Sederet kenangan 10 silam kembali terkuak. Bagaimana seorang pria bertubuh kurus dengan penampilan kurang meyakinkan mampu membungkam berbagai rasa optimisme dengan semangat dan nyali yang besar.

Kenangan akan sosok Presiden Joko Widodo, 10 tahun silam, masih membekas dalam ingatan Putri Simorangkir, Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara), relawan Jokowi, yang merasakan perjuangan memenangkan sosok yang benar-benar dicintai mayoritas rakyat Indonesia, namun harus menghadapi kegetiran lantaran ulah sekelompok orang yang coba ‘menenggelamkannya’ dengan berbagai isu dan fitnah murahan.

Goresan pena yang ditulis Putri Simorangkir, seolah membuka kenangan lama saat proses awal munculnya pemimpin yang begitu dicintai rakyat hingga saat ini, yakni Presiden Joko Widodo, sekaligus melahirkan sejumput harapan akan pemimpin bangsa kedepan. Akankan lahir pemimpin seperti Jokowi lagi?

“Saya masih ingat betul, ketika awal mula tampil sebagai Bacapres 2014, penampilan Pak Jokowi tidaklah terlalu meyakinkan kebanyakan orang.

Meski pun demikian, dengan tampilan yang sederhana, ia bisa memikat rakyat Indonesia. Bahkan, banyak muncul relawan-relawan yang berjuang tanpa pamrih untuk mendudukan Pak Jokowi menjadi RI-1. Kami sebagai relawan murni mendukung Bapak, tanpa embel-embel apapun juga.

Saat itu, kami melihat gebrakan Bapak sebagai Wali Kota begitu mengagumkan. Pak Jokowi menawarkan konsep yang out of the box, berbeda dari kinerja walikota manapun di Indonesia. Tak heran, atas kinerja tersebut, Pak Jokowi diganjar penghargaan internasional sebagai Wali Kota terbaik. Hal tersebut memberi kami harapan bahwa Indonesia akan maju di bawah kepemimpinan Pak Jokowi.

Hal itu berlanjut saat Pak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Meski hanya sesaat, namun sangat membekas dengan jargon-jargon ‘blusukan’.

Ternyata harapan kami tidak sia-sia! Ciutan bahwa seolah Bapak berada dalam “genggaman seseorang”, bisa Bapak tepiskan melalui kinerja bapak yang luar biasa. Dengan prinsip ‘kerja.. kerja.. kerja..’, Bapak bisa mematahkan semua pesimisme. Bahkan, dengan penuh keberanian ‘melawan’ kegiatan ormas-ormas radikal.

Prestasi semakin bercahaya di periode kedua pemerintahan Bapak. Pembangunan terjadi dimana-mana, dari Sabang sampai Merauke. Infrastruktur terbangun secara massif. Bapak merangkul rakyat, mendengar, dan menghapus air mata pilu mereka dengan perhatian yang luar biasa. Daerah yang selama ini namanya asing di telinga dan tidak tersentuh pembangunan selama masa kemerdekaan ini, telah Bapak ubah dengan penuh keyakinan. Bapak telah membuat mereka bisa tertawa serta menikmati fasilitas yang memang sudah seharusnya sejak lama mereka nikmati.

Tak terkatakan lagi rasa syukur kami tatkala Bapak dengan nyali besar mampu mengembalikan kekayaan negeri ini kepada Ibu Pertiwi yang kita kasihi bersama. Tak hanya itu, Bapak berjuang untuk terus menjaga serta mengembangkan kekayaan negara ini. Tak terhitung dan terkatakan banyaknya lagi karya baik yang telah Bapak lakukan demi bangsa dan negara tercinta.

Rakyat Indonesia, lebih dari 80 persen mencintai, menghormati, dan mengagumi Bapak. Rasa penghormatan tinggi pun diberikan oleh negara-negara lain di dunia. Bahkan menjadi role model kepemimpinan yang berpihak pada rakyatnya.

Namun, apa yang terjadi dengan Bapak akhir-akhir ini? Yang kami saksikan serta rasakan banyak hal ganjil terjadi. Jujur saja, semua itu menjadikan kami sedih, kecewa, dan sangat menyakitkan hati kami, rakyat Bapak.

Akankah keindahan karya Bapak yang sudah dikerjakan dengan susah payah akan pupus begitu saja?

Jikalau hari-hari terakhir banyak umpatan serta cacian dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Bapak semakin merobek hati kami, melebihi umpatan kebencian sekelompok orang-orang sakit hati serta iri atas pencapaian Bapak.

Namun, masih ada sedikit waktu lagi untuk memperbaiki segala sesuatu yang sepertinya telah koyak di bangsa ini.

Kembalikan citra Bapak yang baik itu. Selesaikan tugasmu secara baik dan indah. Kami tetap siap mendukung Bapak. Ayo Pak Jokowi!

Curahan hati Putri Simorangkir seolah mewakili jutaan rakyat Indonesia yang juga mencintai Presiden Jokowi, bahkan mungkin menginginkannya tetap memimpin Ibu Pertiwi ini.

Dibalik curhatan ini juga, sepertinya melahirkan suatu tanya, Akankah Presiden Indonesia kedepan bisa begitu dicintai seperti Jokowi?

(RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan