
Jakarta, innews.co.id – Upaya mendorong kesetaraan gender terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya dengan membuka ruang lebih luas lagi bagi keterlibatan kaum perempuan di segala bidang.
Hingga akhir Desember 2023, tercatat direksi perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang diduduki kaum perempuan mencapai 21 persen dari target hampir 30 persen. Begitu juga ada 64,5 persen pelaku UMKM adalah perempuan.

“Pemerintah telah memberi ruang yang cukup besar bagi kiprah kaum perempuan. Pun dari sisi kebijakan turut mendukung,” kata Ketua Umum Ikatan Alumni Kenotariatan Universitas Diponegoro (IKANOT Undip) Otty Hari Chandra Ubayani, SH., Sp.N., MH., dalam rangka Hari Kartini 2024, di Jakarta, Minggu (21/4/2024).
Sejatinya, lanjut Otty, perempuan ditakdirkan sebagai sosok yang multi-talent, bisa mengerjakan dan memikirkan banyak hal, even dalam waktu yang bersamaan.
“Secara kodrati, banyak yang beranggapan perempuan itu kaum yang lemah. Padahal, justru sebaliknya. Perempuan memiliki banyak kemampuan. Bahkan yang tidak dimiliki kaum pria sekalipun. Selain itu, umumnya perempuan lebih teliti dan dalam melakukan semua pekerjaan selalu dengan hati, tidak hanya logika,” terang Otty.
Namun harus diakui, banyak perempuan enggan masuk ke bidang-bidang yang didominasi oleh kaum pria. Seperti dunia politik, di mana keikutsertaan perempuan masih dibatasi 30% saja sebagai calon legislatif. “Kedepan, harusnya bisa diperbanyak lagi. Sehingga perjuangan dan aspirasi perempuan bisa lebih diperjuangkan lagi di legislatif,” usul Notaris/PPAT senior di bilangan Jakarta Selatan ini.
Terkait beban ganda kaum perempuan, sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karir atau pengusaha, menurut Otty, itu menjadi tantangan tersendiri. Namun, sudah banyak bukti perempuan tak hanya bisa berkarir dan berbisnis dengan baik serta tetap menjadi benteng keluarga dan pendidik utama anak-anaknya.
Otty mencontohkan dirinya selain sebagai Notaris/PPAT, juga dikenal aktif di berbagai organisasi. Pun sebagai pengusaha bahkan desainer dan kolektor kain Nusantara. Dengan segala keaktifannya, Otty tetap mampu mengurus keluarga dengan baik.
“Semua saya jalani dengan happy saja. Saya melakukan pekerjaan yang sesuai dengan hati saya. Saya juga harus suka dengan organisasi yang saya ikuti dan tidak membuat jadi beban hidup saya. Malah menambah happy dan jadi punya banyak kawan. Kalau berorganisasi hanya untuk menambah musuh, saya tidak mau. Saya menjalani hidup bak air mengalir saja,” tukasnya.
Dia mendorong kaum perempuan, utamanya generasi muda untuk terus belajar, memperkaya wawasan serta membangun jaringan luas dengan berbagai pihak. Juga memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memberi benefit, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
“Jadilah wanita yang tangguh. Sebab, baik buruk dunia ini bergantung dari sikap bagaimana seorang wanita memotivasi keluarganya dan mendidik anak-anaknya. Sebagai seorang ibu kita harus terus mendorong anak-anak untuk maju dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Hari Kartini merupakan momentum merefleksikan diri kita sebagai kaum perempuan agar lebih maju lagi kedepannya,” pungkas Otty. (RN)
Be the first to comment