
Jakarta, innews.co.id – Kaum perempuan didorong untuk lebih memanfaatkan kemajuan teknologi secara positif, bermartabat, dan bermanfaat, tidak sekadar sebagai sarana tontonan semata atau lebih parahnya lagi membagikan hal-hal yang belum jelas kebenarannya.
“Kaum perempuan harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Sebab faktanya, kemajuan teknologi bisa memberi nilai tambah, baik kepada pribadi maupun keluarga. Salah satunya dengan berbisnis,” ujar Ir. Nita Yudi, MBA., Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), wadah kesatuan wanita pengusaha di Indonesia, dalam Refleksi Akhir Tahun 2023 dan Harapan di 2024, kepada innews, Minggu (31/12/2023).
Di IWAPI, wanita cantik bernama lengkap Dyah Anita Prihapsari ini memimpin lebih dari 30.000 perempuan pelaku usaha di seantero Indonesia. Dibawah kepemimpinan Nita Yudhi, IWAPI kian mempesona dengan kinerja yang gemilang dalam upaya mendukung kaum perempuan pelaku usaha di berbagai sektor.

“Kita harus sadari bahwa kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ini ada keniscayaan dari sebuah peradaban yang terus berkembang dari waktu ke waktu,” ujar Ketua AWEN (ASEAN Women Entrepreneur Network), organisasi pengusaha perempuan di negara ASEAN, periode 2021-2023 ini.
Nita melanjutkan, di era digital saat ini semuanya terasa cepat dan tanpa batas. “Yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha, termasuk perempuan adalah keberlanjutan (sustainability). Bagaimana bisa terus eksis menjalankan usahanya dengan baik dan berkembang,” jelasnya.
Dalam hal ini, sambungnya, kendala yang dihadapi adalah belum semua perempuan di Indonesia melek teknologi digitalisasi. Di sisi lain, secara global semua sudah menerapkan sistem digital.

“Jadi, masih sangat diperlukan edukasi dan sosialisasi, baik dalam hal promosi, keuangan, sampai dengan pengiriman barangnya,” ujar dosen Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta ini.
Kendala lainnya, menurut Nita Yudhi, adalah jaringan internet yang belum memadai di setiap daerah. “Mungkin di kota-kota besar sudah cukup baik, namun tidak demikian di desa. Seringkali keluhan keterbatasan jarinhan internet disampaikan ke saya,” tutur Nita yang pada Pemilu 2024 nanti maju sebagai calon legislatif DPR RI dari Partai. Perindo daerah pemilihan Banten 3 ini.

Diakuinya, pasca pandemi Covid-19, upaya pemberdayaan kaum perempuan dengan program digitalisasi akan mulai dihidupkan kembali. “Saat ini belum maksimal. Namun, di 2024 ini, tentu akan kita gaspol lagi program-program digitalisasi terhadap kaum perempuan pelaku usaha,” seru Nita yang juga aktif di sejumlah organisasi seperti KADIN, KOWANI, dan lainnya ini.
Nita memancang target bahwa para perempuan pelaku usaha harus bisa menjadi perempuan pengusaha digital sehingga bisnis yang dijalankan bisa sat set alias maju dan berkembang. (RN)
Be the first to comment