
Jakarta, innews.co.id – Banyaknya bermunculan wanita-wanita pengusaha menjadi cermin kebangkitan nyata Kaum Hawa dalam merubah dunia. Dunia usaha menjadi salah satu tempat ideal bagi perempuan, tidak saja sebagai aktualisasi diri, tapi juga bermanfaat menopang ekonomi, baik keluarga maupun negara.
“Jumlah perempuan sebagai pelaku usaha perempuan semakin banyak. Salah satu indikatornya adalah saat pandemi Covid-19, di mana banyak perempuan yang berjuang untuk ekonomi keluarga mereka. Pun di era kemajuan teknologi dewasa ini, kaum perempuan semakin merambah berbagai sektor usaha. Ini patut diapresiasi,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPP IWAPI) Ir. Dyah Anita Prihapsari, MBA., yang akrab disapa Nita Yudi ini, kepada innews, berkaitan dengan Hari Kartini 2024, di Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ini menuturkan, perempuan dalam menjalankan usaha sangat ulet dan detail. Juga memiliki sense of business yang baik. Selain itu, perempuan punya kelebihan skill dan komunikasi. Karena itu, bila perempuan menjadi pengusaha sangatlah tepat dan peluangnya cukup luas, khususnya di lokal market. Mengingat jumlah penduduk Indonesia terbesar ke-4 didunia, merupakan target pasar yang besar.
Nita Yudi mengajak perempuan Indonesia untuk tidak ragu menjadi enterpreneur. “Ayo para perempuan muda, this is the right time to be an entrepreneur,” ajaknya penuh semangat.
Kemampuan kaum perempuan saat ini, lanjutnya, juga ditopang oleh kepiawaian menggunakan teknologi. “Sekarang kan era digital. Daripada hanya sekadar melihat-lihat media sosial, lebih baik memanfaatkannya untuk berbisnis,” seru Ketua ASEAN Women Entrepreneur Network (AWEN) periode 2021-2023 ini.
Nita meminta agar kaum perempuan bangga menjadi wanita. “Kita beruntung terlahir menjadi perempuan dengan segala kebisaan yang dimiliki. Selain mampu mengurus rumah tangga, mendidik anak-anak juga mampu menjadi pebisnis yang tangguh. Saya mendorong perempuan-perempuan Indonesia untuk bergerak maju, menjadi Kartinipreneur. Menciptakan peluang-peluang usaha agar perekonomian keluarga lebih baik dan mampu memberi kontribusi bagi bangsa dan negara,” tukasnya.
Belum paripurna
Nita Yudi mengakui emansipasi dan kesetaraan gender di Indonesia masih rendah. Masih jauh dari paripurna. Hal ini nampak dengan masih banyaknya terjadi kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual terhadap kaum perempuan, dan lainnya. Juga kesetaraan gender di tempat pekerjaan, bahkan di legislatif dan yudikatif.
Dia mencontohkan dalam dunia politik yang harus diakui keterlibatan perempuan masih cukup minim. “Kehadiran perempuan di dunia politik sangat dibutuhkan. Sebab banyak yang harus diperjuangkan, terkait isu-isu perempuan utamanya,” cetus Nita.
Dikatakannya, ada sejumlah hambatan yang membuat perempuan seperti kurang ‘berdaya’ di dunia politik. Yakni, kultur sosial dalam masyarakat, hambatan psikologis serta kendala ekonomi, di mana untuk menjadi caleg saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Demikian halnya untuk banyak berkiprah di luar rumah, perempuan terkadang terkendala oleh keluarga. Namun Nita memberikan tips. “Kuncinya adalah komunikasi dengan suami dan anak-anak sehingga mereka bisa juga mensupport kegiatan kita. Karena dukungan dari keluarga akan menjadi energi tambahan dan membuat kita semakin bersemangat untuk menjalankan kegiatan yang sangat menyita waktu kita,” bebernya.
Secara umum, Nita menilai, eksistensi kaum perempuan di Indonesia sudah makin membaik, tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. “Harus ada ruang lebih besar serta political will dari pemerintah untuk memberi ruang yang lebih luas bagi perempuan,” seru wanita cantik yang hobi traveling ini. (RN)
Be the first to comment