
Jakarta, innews.co.id – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Hijriyah, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Maulid Nabi atau lahirnya Nabi Muhammad SAW. Rasulullah lahir di Makkah pada Senin, 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (570 M).
Dijelaskan, Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab yakni ‘Maulid’ dan ‘Nabi’, kata ‘Maulid’ memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti “lahir” atau “kelahiran”, dan ‘Nabi’ yang dimaksud adalah Nabi Muhammmad SAW.
Konon, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW telah dilakukan sejak zaman Nabi SAW.
“Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna penting bagi umat Muslim. Melalui peringatan ini, seluruh umat Muslim meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam pesan maulidnya, di Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Selain itu, lanjutnya, peringatan ini juga ditujukan untuk melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW pun beserta Nabi lainnya. Hal tersebut harus terus menginspirasi umat Islam.
Tak hanya itu, Diana mengajak segenap umat Muslim, bahwa Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum untuk meneladani nilai-nilai dan ajaran Rasulullah SAW yang diberikan untuk umatnya dalam menjalani kehidupan ibadah maupun bermuamalah.
Owner Toko Daging Nusantara ini menegaskan, teladan ajaran dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad harus terus menginspirasi manusia, terkhusus umat Muslim.
Dari sejumlah literasi diketahui bahwa ada banyak makna dibalik Maulid Nabi. Sedikitnya ada 4 sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
Shiddiq memiliki arti jujur. Sikap ini adalah sebuah sikap esensial yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kejujuran merupakan sebuah modal utama untuk dapat percaya satu sama lain.
Kedua adalah amanah yang berarti dapat dipercaya. Selain memiliki sifat jujur, seseorang harus berusaha agar dirinya dapat dipercaya dalam mengemban suatu tugas. Sifat amanah yang dimaksud adalah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.
Ketiga, tabligh yang berarti menyampaikan. Seseorang harus dapat menyampaikan amanah yang diberikan kepada orang yang berhak menerima amanah tersebut.
Keempat, fathonah yang berarti cerdas. Cerdas bukan berarti terkait pembelajaran akademik saja, tetapi juga tentang cara seseorang untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada di dalam hidupnya serta mampu mencari solusi yang tepat terhadap sebuah masalah yang sedang dihadapi.
“Idealnya, umat Islam harus memiliki keempat sifat terpuji ini, termasuk para pekerja, sehingga apa yang dilakukan bisa menjadi hikmah dan makrifat dalam kehidupannya,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment