Ketum KADIN DKI Bicara Peluang Ekonomi di Nataru dan Pemilu 2024

Ketua Umum KADIN DKI Jakarta, Hj. Diana Dewi, SE

Jakarta, innews.co.id – Jelang akhir tahun 2023, diperkirakan angka penjualan offline di tingkat ritel akan meningkat, seiring pemenuhan kebutuhan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Ada kecenderungan penjualan ritel meningkat di momentum Nataru, terutama dari sisi konsumsi rumah tangga, seperti makanan dan pakaian,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Selain Nataru, lanjut Diana, penjualan ritel juga mendapat angin segar karena saat ini telah memasuki masa kampanye di momentum Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).

Meski demikian, CEO PT Suri Nusantara Jaya Group ini memprediksi, peningkatan di sektor offline tidak terlalu berpengaruh besar bagi penjualan online. Hal tersebut lantaran dari sisi harga ada perbedaan yang cukup besar antara penjualan online dan offline. Disamping itu, penjualan online juga bakal meningkat melalui pemberian diskon dan kemudahan-kemudahan lainnya.

“Setidaknya kondisi ini bisa memberi peluang bagi para penjual ritel offline untuk menawarkan produk-produknya disertai dengan diskon dan tawaran menarik lainnya,” saran owner Toko Daging Nusantara ini.

Diana mengatakan, kenaikan penjualan ritel juga dikarenakan jelang akhir tahun, seperti biasa para pelaku usaha berupaya untuk menggenjot lini usahanya. “Tahun lalu saja, perputaran uang selama Nataru sebesar Rp 23,85 triliun, terbesar di sektor transportasi, pangan dan pakaian. Untuk tahun ini diprediksi akan kembali meningkat mengingat pandemi Covid-19 telah usai. Cukup besar dalam memberi kontribusi bagi perekonomian nasional. Tapi setidaknya diharapkan Nataru tahun ini bisa menaikkan tingkat konsumsi rumah tangga,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait Pemilu 2024, Diana melihat sejumlah sektor usaha akan menangguk untung. Misal, bisnis percetakan, rental mobil, konveksi, hotel/gedung pertemuan, periklanan, media massa, katering, dan sebagainya.

“Diperkirakan peredaran uang saat Pemilu 2024 mencapai Rp 100-150 triliun,” sebut Diana Dewi.

Para pakar ekonomi memprediksi tahun ini efek pemilu diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 0,05-0,1 persen. Sementara tahun depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,25-0,3 persen. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan