Ketum KADIN DKI Minta Paslon Capres-Cawapres Buat Program Ekonomi yang Reasonable

Diana Dewi Ketua Umum KADIN DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Pemilihan Presiden 2024 bakal diramaikan oleh 3 pasangan calon. Ketiganya sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Harapan akan masa depan bangsa ada di pundak ketiga paslon ini untuk bagaimana membuat Indonesia lebih maju dan mandiri secara ekonomi.

Pun para pengusaha menaruh harapan kepada ketiga paslon. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, Hj. Diana Dewi, mengingatkan agar ketiga paslon bisa membuat program-program, utamanya berkaitan dengan perekonomian yang membumi. “Jangan membuat program yang melangit, tapi harus reasonable dan bisa diterima, termasuk oleh kalangan pengusaha,” kata Diana Dewi, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Menurutnya, visi-misi ekonomi jangan hanya pada tataran konsep saja, tapi memungkinkan untuk diimplementasikan. “Kalau sebatas teori tentu mudah, namun saat diterapkan bisa menjadi begitu sulit. Karena itu, penguatan ekonomi harus melihat regulasi yang ada, potensi yang dimiliki, serta kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam mengekplorasi program tersebut,” ujarnya.

Diana yang juga CEO PT Suri Nusantara Jaya ini mencontohkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, per Februari 2023, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,45% atau 7,99 juta orang. Menurun bila dibanding periode yang sama di 2022, sebesar 5,83%. Dengan angka ini, Indonesia berada di peringkat ke-2, jumlah pengangguran terbanyak di kawasan ASEAN. Indonesia hanya setingkat di atas Brunei Darussalam yang memiliki angka pengangguran mencapai 7,2%.

“Salah satu yang bakal jadi pekerjaan rumah pemimpin negara kedepan adalah mengurangi tingkat pengangguran dengan angka-angka yang wajar dan mampu dilakukan. Misal, berapa lapangan kerja yang bisa dibuka? Sektor apa saja yang mau digenjot dan memungkinkan menyerap tenaga kerja yang signifikan? Juga investasi apa saja yang secara cepat bisa dicarikan investornya?” sebutnya.

Lanjut kata Diana, baik membuka lapangan kerja, mengundang investor, dan pengembangan sektor-sektor industri kan butuh regulasi yang friendly dan diawasi secara ketat. Bisa juga pemerintah membuka ruang joint business antara pengusaha lokal dengan luar negeri. “Jangan juga regulasi untuk investor luar dipermudah, untuk pengusaha dalam negeri diperketat,” saran Bendahara Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) DKI Jakarta ini.

Proyeksi target pertumbuhan ekonomi juga harus bisa dipastikan. Seperti paslon Ganjar-Mahfud yang mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. “Angka ini cukup berat ya. Saat ini saja untuk mencapai 5%, pemerintah harus berjibaku dan kerja keras. Di tahun politik, umumnya pengusaha memilih wait and see karena gunjang-ganjing diprediksi sampai setahun kedepan,” tutur owner Toko Daging Nusantara ini.

Soal kelanjutan IKN, Diana beranggapan, Pemerintah kedepan harus memiliki prioritas apa yang harus dikembangkan dengan fokus utama pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan fisik penting, tapi lebih penting lagi pembangunan manusianya.

“Sebagai pengusaha kami berharap ada kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan usaha di segala sektor. Selain itu, pemanfaatan digital yang lebih massif. Juga pemimpin kedepan harus memiliki kemampuan melakukan lobi-lobi kepada pengusaha luar negeri, berjiwa enterpreneur, mampu menangkap peluang ekonomi di dalam dan luar negeri, serta menciptakan kesinambungan kebijakan pembangunan dan perekonomian,” tukasnya.

Intinya, sambung Diana, diharapkan program dari para paslon benar-benar bisa diterapkan. “Tak perlu mengumbar janji-janji Sorga karena rakyat sudah cerdas untuk melihat mana program yang masuk akal, mana yang tidak,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan