Jakarta, innews.co.id – Perhitungan suara resmi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih berlangsung hingga 20 Maret 2024, namun banyak pihak memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) hanya berlangsung satu putaran. Hal ini lantaran sejauh ini, paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran masih jauh memimpin di antara dua pesaingnya.
Jomplangnya range persentase suara antara ketiga paslon menjadi alasan orang yakin Prabowo-Gibran bakal tampil sebagai pemenang.
“Hasil quick count lembaga-lembaga survei seperti tertera pada Pasal 1 angka 22 Peraturan KPU 9/2022 ditambah perhitungan manual KPU telah mengkonfirmasi seolah Pilpres telah berakhir dan hanya satu putaran saja. Meski begitu, hasil tersebut belum bisa menjadi patokan sampai keluar pengumuman resmi dari KPU RI,” kata Diana Dewi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (26/2/2024).
CEO PT Suri Nusantara Jaya ini mengatakan, “Kami para pengusaha tidak terlalu berpatokan pada siapa yang menang pada Pilpres 2024, karena itu menjadi ranah politik. Namun, kami tentu berharap, siapapun yang terpilih dan dipercaya oleh rakyat, maka memiliki tanggung jawab untuk memajukan perekonomian bangsa dan mensejahterakan rakyat, sesuai amanat UUD 1945”.
Terkait idealnya Pilpres satu atau dua putaran, Diana mengakui, dari sisi penghematan anggaran negara, tentu Pemilu satu putaran akan lebih menguntungkan dibanding dua putaran. “Namun, karena sistem pemilu di negara kita adalah langsung, maka semua kembali pada pilihan rakyat. Kami sebagai pengusaha melihat Pemilu dua putaran tentu akan lebih menguras anggaran negara dan membuat kepastian berusaha menjadi sedikit tertunda. Namun, kalaupun harus dua putaran, kami para pengusaha akan siap,” terang Owner Toko Daging Nusantara ini.
Diana menegaskan, siapapun yang akan tampil sebagai Presiden-Wapres pilihan rakyat tentu harus mampu menyelesaikan problematika perekonomian, baik nasional maupun global. Mulai dari membuka peluang investasi sebesar-besarnya, mempermudah perizinan, tegas menindak segala bentuk upaya yang berpotensi menghambat laju perekonomian, meniadakan praktik-praktik korupsi, serta menekan laju inflasi.
Intinya, kata Diana, perekonomian Indonesia harus lebih moncer sehingga target Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. “Kadin sudah membuat blue print Indonesia Emas 2045. Hal tersebut harus didorong, di mana pertumbuhan perekonomian mencapai 7%. Saya yakin, bila itu tercapai, maka kehidupan rakyat Indonesia akan lebih sejahtera,” imbuhnya.
Tak kalah pentingnya juga, memperkuat regulasi yang friendly terhadap dunia usaha, memperkuat nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (khususnya dollar Amerika), mendukung UMKM naik kelas, dan sebagainya. Belum lagi kita bicara soal penguatan program hilirisasi, ketahanan pangan, dan pembukaan lapangan kerja.
Baginya, baik satu atau dua putaran, sepanjang berjalan kondusif tentu tidak ada berdampak besar pada perekonomian nasional. “Sepanjang situasi Pemilu kondusif, maka tidak akan menimbulkan gunjang-ganjing di sektor ekonomi. Sebaliknya, bila muncul keresahan atau huru-hara, maka melahirkan ketidakpastian dalam berusaha. Kita patut bersyukur, Pemilu 2024 bisa berjalan aman dan lancar,” tukasnya. (RN)
Be the first to comment