Jakarta, innews.co.id – Serangan udara Iran ke Israel, Minggu dinihari tadi, berpotensi menyebabkan turbulensi ekonomi global. Berkecamuknya perang Iran dengan Israel bersama sekutunya disinyalir bakal mengganggu sejumlah komoditi perdagangan, terutama sektor pangan dan energi.
“Serangan Iran ke Israel bisa menjadi pukulan bagi pasar komoditas. Lalu lintas perdagangan bisa terganggu dan mengakibatkan kelangkaan sejumlah bahan pokok dan energi,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi, dalam keterangan persnya, di Jakarta, hari ini.
Menurutnya, baik sekutu Iran maupun Israel tentu tidak akan tinggal diam dengan serangan tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin akan ada serangan balasan.
Seperti diketahui, Iran melontarkan puluhan drone dan rudal sebagai balasan atas serangan Israel sebelumnya terhadap konsulat Iran yang berada di Suriah. Situasi memanas terjadi di kawasan Timur Tengah.
Ketum KADIN DKI mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi agar tidak keburu terjadi kelangkaan bahan-bahan kebutuhan pokok. “Bila perang berlanjut tentu akan mempengaruhi perdagangan, bahan produksi, dan konsumsi global. Kelangkaan stok bahan baku akan mendorong naiknya harga-harga di pasaran,” seru Diana mengingatkan.
Kondisi demikian, lanjut Diana, tentu juga akan mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia. Masyarakat bisa kesulitan memperoleh bahan pangan. Kalaupun ada harganya akan melonjak.
Diana mencontohkan perang Rusia-Ukraina yang berdampak signifikan terhadap pasokan sejumlah kebutuhan pokok hingga kini. “Bila perang Iran-Israel terus terjadi, setidaknya dampak ketahanan pangan yang dirasakan dalam jangka pendek (6-12 bulan). Bahkan bisa lebih dari satu tahun,” serunya.
Belum lagi bila adanya sanksi terhadap negara-negara yang berkonflik, tentu menambah deret waktu dampak yang dirasakan oleh pihak lain, termasuk Indonesia. “Perang dan sanksinya berefek luas pada bahan baku, pasar pangan global, dan ketahanan pangan, sehingga akan menimbulkan ketidakpastian dan stabilitas ekonomi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yang bergantung pada impor bahan baku,” terang Diana.
Untuk itu, Diana Dewi meminta Pemerintah agar mengevaluasi kemungkinan terjadi gelombang kejutan sebagai dampak perang tersebut secara keseluruhan guna mengetahui efek langsung dan tidak langsung dari perang Iran dan Israel terhadap keamanan pangan global yang mempengaruhi harga dan ketersediaan pangan.
“Hal tersebut penting dilakukan sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kelangkaan kebutuhan pokok yang tentunya akan menyulitkan masyarakat dan berakibat meningginya inflasi. Selain itu, guna tetap menjaga stabilitas ketahanan pangan di Indonesia,” pintanya. (RN)
Be the first to comment