Ketum PGI Beri Siraman Rohani Bagi Keluarga Korban Longsor di Tana Toraja

Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom tengah menemui keluarga korban bencana tanah longsor di Tana Toraja

Toraja, innews.co.id – Bencana tanah longsor yang mendera daerah Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sabtu (13/4/2024), telah merenggut jiwa 18 orang dan beberapa lainnya masih dalam perawatan.

Secara khusus, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indoneaia (PGI), Pdt Gomar Gultom menyambangi keluarga korban di RSUD Lakipadada dan melihat langsung kondisi di sana.

“Kehilangan sanak keluarga akibat bencana alam tentu bukan sesuatu yang mudah. Namun percayalah, Tuhan pasti akan memberikan kekuatan dan penghiburan yang sejati,” kata Gomar diiringi isak tangis sanak famili yang anggota keluarganya meninggal dunia, Minggu (14/4/2024).

Gomar yang didampingi Ketum PGIW Sulselbara Pdt Adri Masie mengatakan, bencana longsor yang terjadi memang tidak diduga-duga. “Kita harus menerima bencana ini dengan lapang hati dan memohon agar kedepan tidak lagi terjadi bencana di tempat ini,” kata Gomar lagi.

Seperti diketahui, bencana alam tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WITA, yang menerjang pemukiman warga. Akibatnya, tiga rumah tertimbun material longsor.

Pada kesempatan itu, Gomar mendoakan agar para keluarga yang lolos dari bencana maut tersebut senantiasa diberi kekuatan dan penghiburan. “Penghiburan sejati hanya dari Kristus Yesus saja. Saya mengajak para keluarga untuk tetap kuat untuk menatap hari esok bersama Kristus,” serunya.

Saat ini, pencarian masih terus dilakukan oleh Tim Gabungan dibantu oleh warga. Kondisi tanah yang masih labil dan berair cukup menyulitkan proses pencarian.

Korban yang berhasil ditemukan langsung dievakuasi ke RSUD Lakipadada menggunakan mobil ambulance yang siaga di TKP bersama petugas kesehatan. Gereja Toraja melalui tim crisis center-nya menyiapkan peti jenazah. Bagi korban yang meninggal dilakukan identifikasi dan visum, dimandikan dan dikenakan pakaian yang baik sebelum dimasukkan ke dalam peti.

Bantuan makanan juga banyak berdatangan dari berbagai pihak untuk membantu para warga yang menjadi korban dan sementara ditampung di gereja. Diperkirakan sedikitnya ada 77 warga yang selamat dievakuasi ke gereja. Dapur umum didirikan untuk memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan