Jakarta, innews.co.id – Pemilihan Umum secara langsung sebagai bagian dari sistem demokrasi di Indonesia yang berjalan aman dan lancar, pada 14 Februari lalu, patutlah disyukuri. Untuk itu, apapun hasilnya haruslah dihormati dan diterima dengan lapang dada.
Penegasan ini disampaikan Pendeta Gomar Gultom Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dalam keterangan persnya yang diterima innews, di Jakarta, hari ini. “Rakyat sudah menentukan pilihan. Dan kita semua harus menghormati hasilnya. Saya berharap semua pihak siap menerima hasil dengan lapang dada,” kata Gomar.
Meski begitu, lanjutnya, masyarakat harus memahami bahwa hasil penghitungan cepat (quick count) belum merupakan hasil resmi. “Itu hanya gambaran saja. Semua pihak harus bersabar menunggu hasil akhir perhitungan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),” jelasnya.
Seperti diketahui, sejumlah lembaga survei telah melakukan perhitungan cepat, di mana paslon nomor urut 3 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli perolehan suara dari paslon lainnya.
Gomar menguraikan, seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024. “Kita harus bersabar menunggu hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh KPU RI,” imbuhnya.
Ketum PGI mengajak seluruh masyarakat untuk kembali merajut persatuan dan persaudaraan yang sempat terganggu akibat narasi-narasi pada kampanye lalu.
“Saya meminta seluruh rakyat Indonesia untuk mengedepankan persatuan dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Jangan lagi ada narasi-narasi untuk menyudutkan salah satu pihak. Pemilu sudah usai, mari kita bersama memelihara kerukunan dengan spirit kebangsaan demi Indonesia jaya,” anjurnya.
Gomar menegaskan, jika ada ketidakpuasan atau merasa keberatan dengan hasil yang ada, hendaknya menempuh jalur yang konstitusional disertai bukti dan data pendukung. (RN)
Be the first to comment