
Jakarta, innews.co.id – Kaum muda diharapkan berperan besar untuk membuat dunia yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Untuk itu, generasi muda harus melatih dirinya memiliki karakter kebangsaan yang berkualitas serta pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan sikap perilaku berwawasan kependudukan.
Hal ini tercermin dari Pelatihan Dasar relawan Koalisi Muda Kependudukan (KMK) yang dilakukan Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BKKBN, Jakarta Timur, Jumat dan Sabtu, (31/1-1/2 2020).

Pelatihan dibuka oleh Ketua Umum KKI, Dr. Sonny B. Harmadi, SE.,ME., bersama Sekretaris Utama BKKBN H. Nofrijal, S.P.M.A., yang menghadirkan pembicara antara lain, Saut P. Munthe, SH., Dr. Dwini Handayani, Dr. dr. Lucy Widasari, MSi., Dra. Nita Chobah, Kartini Laras Makmur, SH., LL.M., dan drg. Muh. Arief Rosyid, MKM.
Dalam pelatihan yang mengusung tema ‘Pendidikan Kependudukan Bagi Millennials dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0’ ini dikupas mengenai bonus demografi di Indonesia yang berpotensi besar bagi keberlangsungan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita pendiri bangsa.

Menurut Dr. Sonny B. Harmadi, wawasan kependudukan yang penting diketahui kaum muda tidak hanya tentang jumlah, struktur umur, pertumbuhan, persebaran mobilitas, dan penyebaran saja, namun juga mencakup isu-isu yang kerap secara langsung menjadi tantangan anak muda seperti kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, narkoba, dan pemanfaatan bonus demografi. “Dalam konteks tersebut, pendidikan kependudukan bagi generasi muda sangat penting,” ujar Sonny.
Dengan mengetahui kondisi kependudukan, menurut para pembicara, kaum muda dapat mempersiapkan hidup lebih baik, dapat memberi makna hidup dalam mengelola keluarga, masyarakat, lingkungan dan dunia. “Kaum muda dapat berperan untuk membuat dunia yang lebih baik dari generasi sebelumnya, bukan menjadi lebih buruk,” ujar pembicara bersepakat.

Diharapkan, setelah mendapatkan pendidikan kependudukan tersebut, para peserta memiliki pengetahuan yang cukup mengenai isu-isu kependudukan, utamanya yang secara langsung bersinggungan dengan kehidupan milenials di era revolusi industri 4.0.
Pengetahuan tersebut diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah kependudukan.

Sementara itu, Kartini Laras Makmur, SH., LL.M., mengatakan, kegiatan ini sekaligus menjadi orientasi dan upgrading relawan yang nantinya diharapkan dapat aktif menjadi Pengurus KMK.

Sebagai sebuah organisasi wadah pemuda yang dibentuk untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah kependudukan, KMK selayaknya memiliki relawan yang militan dan berwawasan kependudukan. Relawan ini antara lain dapat diharapkan menjadi fasilitator muda kependudukan dalam kegiatan edukasi masalah kependudukan, tidak hanya tentang jumlah, struktur umur, pertumbuhan, persebaran mobilitas dan penyebaran saja, namun juga mencakup kualitas, kondisi kesejahteraan dan juga politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan serta lingkungan.

Kegiatan pelatihan selama dua hari ini diikuti oleh generasi muda terpilih dari berbagai universitas di Jakarta dan sekitarnya, diantaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Mercu Buana, IPB Bogor, UPN Veteran Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan lainnya.
Pelatihan ini akan menjadi bekal bagi peserta sebagai fasilitator dalam program KMK goes to school. (RN)