Jakarta, innews.co.id – Bukan suatu kebetulan, dua kali berturut-turut artis yang dikenal kerap membuat kontroversi Nikita Mirzani satu suara dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Pertama menyoal hukuman mati terhadap Ferdy Sambo, di mana baik Nikita menilai bahwa hanya Tuhan yang berhak mencabut nyawa seseorang. Sementara Gomar Gultom Ketua Umum PGI mengatakan, “Hak untuk hidup merupakan nilai yang harus dijunjung tinggi oleh umat manusia. Dan karenanya, hanya Tuhan yang memiliki hak mutlak untuk mencabutnya”.
Kedua, terkait pembubaran peribadahan gereja yang terjadi di Bandar Lampung. Di mana baik PGI maupun Nikita sama-sama mengecam aksi pemberhentian peribadahan yang dilakukan oleh Wawan Kurniawan, Ketua RT 12 di Kelurahan Rajabasa Jaya, Bandar Lampung, terhadap jemaat Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung.
Sekretaris Umum PGI Jacklevyn F Manuputty mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo bahwa konstitusi menjamin kebebasan beribadah dan beragama. Sementara Nikita yang akrab disapai Nyai ini geram dengan tindakan sepihak tersebut.
Bahkan, Nyai meminta Presiden Jokowi dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk menindak orang-orang yang melakukan pelarangan ibadah. ‘Sedih kalau ada orang yang mau ibadah saja jadi perdebatan, apalagi sampai diusir. Semoga siapa pun yang melakukan intimidasi orang beribadah di hukum berat,” tulis Nikita.
Dengan lugas, Nikita mengatakan, di Indonesia agama yang diakui bukan hanya agama Islam, tetapi juga ada 5 agama lain yang kebebasan umat beribadah sudah dijamin oleh undang-undang.
“Di Indonesia ini ada banyak agama. Bukan hanya agama Islam. Yang beragama Islam, setiap hari ada adzan berkumandang setiap pagi siang sore dan malam hari. Di tambah ada pengajian yang selalu kita bisa dengar. Apakah agama lain ada yang protes? Atau tiba-tiba yang lagi adzan atau ngaji kalian suruh stop sampai di bubarin atau di usir?” tanyanya.
“Agama Kristen itu ibadahnya cuma 1 minggu sekali. Kenapa kalian ganggu. Sudah lah jangan pada arogan. Saling menghormati aja agama 1 dengan yang lain,” terangnya lagi.
Sementara itu, Jacklevyn menegaskan, penghentian jalannya peribadahan dengan paksa yang dilakukan terhadap Jemaat GKKD Bandar Lampung bertentangan dengan imbauan Presiden Jokowi, sekaligus mencederai amanat Konstitusi yang menjamin kebebasan beribadah dan beragama.
Uniknya, dalam dua kasus tersebut, baik PGI maupun Nikita memberi respon yang hampir sama. Kebetulan dalam kurun waktu komentar mereka yang hampir berbarengan. Mungkin ada baiknya Nikita dan PGI bisa berjumpa, sehingga persamaan persepsi yang ada semakin dipertajam. (RN)
Be the first to comment