LPIPB Apresiasi Perolehan Laba Bersih BUMN yang Melonjak

Menteri BUMN Erick Thohir

Jakarta, innews.co.id – Lonjakan laba bersih yang diraih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada semester I-2021 menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan korporasi plat merah tersebut. Bila dibanding periode yang sama di 2020, terjadi kenaikan sebesar 356%. Bila pada semester I-2020 diperoleh laba Rp5,77 triliun, di 2021 menjadi Rp26,35 triliun.

“Ada perbaikan signifikan pada kinerja laba bersih konsolidasian yang meningkat hampir 3,6 kali laba bersih konsolidasi (unaudited) semester I-2020 menjadi lebih dari Rp26 triliun,” kata Erick dalam keterangan tertulisnya yang diterima innews, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Monisyah Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Ilmu Politik Bangsa (LPIPB) mengatakan, sangat mengapresiasi. “Tentu kita bangga dengan kinerja BUMN saat ini, terlebih ditengah kondisi perekonomian yang kurang baik lantaran diterpa pandemi Covid-19,” kata Monisyah dalam siaran persnya kepada innews, Selasa (19/10/2021).

Menurutnya, hampir semua negara di dunia ekonominya drop dan tercatat minus. Namun, melihat kenaikan drastis laba bersih BUMN di semester I-2021 ini ada harapan dan optimisme bahwa Indonesia akan sanggup keluar dari krisis dan ekonomi bisa kembali normal.

Menurut Monisyah, faktor pendorong naiknya laba bersih juga karena penempatan personil yang tepat, baik di jajaran komisaris maupun direksi. Juga adanya suasana kerja harmonis yang terus dibangun. Disamping itu koordinasi dan pengontrolan yang dibangun Kementerian BUMN turut andil di dalamnya.

“Semua pihak memang harus sama-sama memberi sumbangsih bagi peningkatan kinerja BUMN,” tambah Caretaker DPN Seknas Jokowi ini.

Dia mengingatkan guna mendukung kinerja BUMN akan lebih cemerlang lagi, maka masyarakat juga harus memberi kontribusi dengan selalu mematuhi protokol kesehatan secara disiplin serta ikut vaksinasi. “Dengan selalu menerapkan prokes dan ikut vaksinasi, rakyat juga andil dalam mendukung kinerja BUMN,” imbuhnya.

Sebelumnya Erick Thohir Menteri BUMN menerangkan secara rinci BUMN di sektor energi menyumbang pendapatan sebesar Rp 60 triliun atau naik 13% pada semester I-2021 secara tahunan (yoy). Pendapatan dari BUMN jasa keuangan sebesar Rp 13,7 triliun atau naik 7% (yoy). Sektor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp 9,94 triliun atau meningkat 34% (yoy). Lalu, sektor kesehatan meraih pendapatan Rp 9,48 triliun atau naik 163% (yoy), sektor manufaktur sebesar Rp 7,97 triliun atau naik 55% (yoy), sektor perkebunan dan kehutanan Rp 6,28 triliun atau naik 37% (yoy). Pendapatan BUMN di sektor asuransi sebesar Rp 2,84 triliun atau naik 13% (yoy), sektor telekomunikasi Rp 2,62 triliun atau naik 4% (yoy), pupuk Rp 1,02 triliun atau naik 2% (yoy). Kemudian, sektor logistik Rp 643 miliar atau naik 2% (yoy) dan namco Rp 507 miliar atau naik 12% (yoy).

Erick mengakui, jika adanya pembatasan sosial di paruh kedua 2021 bakal berdampak kepada kinerja keseluruhan BUMN sepanjang tahun ini. Walau demikian, dia memastikan pihaknya akan terus mendorong kinerja BUMN yang telah baik hingga semester I-2021. “BUMN akan berusaha mempertahankan kinerja positif ini sampai akhir 2021,” tukas Erick. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan