
Jakarta, innews.co.id – Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM sudah melakukan beberapa persiapan untuk mendukung kebangkitan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19, melalui pemberian sejumlah stimulus yang diharapkan menjadi upaya nyata untuk membangkitkan perekonomian di Indonesia.
Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim dalam acara BRIncubator Goes to Cluster bertema UMKM BRIlian yang digelar secara daring, Rabu (10/2/2021) kemarin.
Selain pemberian stimulus, upaya lain yang dilakukan, kata Arif, adalah penyesuaian organisasi yang ada di KemenkopUKM. Misal, dengan membentuk Deputi Bidang Usaha Mikro yang mempunyai tugas melakukan transformasi pelaku usaha mikro dari informal ke formal, melalui pendampingan, penyediaan mentor-mentor baik di pusat ataupun di daerah, seperti PLUT, pendampingan seperi PPKL yang dikoordinir oleh dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di daerah.
“Selain itu ada Deputi Bidang UKM yang memiliki tugas menyiapkan UKM, terutama yang berorientasi dan berkontribusi terhadap ekspor, dengan target mampu meningkatkan kontribusi UKM terhadap ekspor dari 14%, menjadi 15,12%,” urainya.
Selanjutnya, ada Deputi Bidang Kewirausahaan yang bertugas untuk menciptakan wirausaha baru, dengan kegiatan seperti inkubator, mentor dan konsultasi, serta diharapkan rasio kewirausahaan di Indonesia naik menjadi 4%.
Kemudian Deputi Bidang Perkoperasian yang memiliki tugas manajemen koperasi agar menjadi modern.
Arif juga menjelaskan, kegiatan prioritas KemenkopUKM saat ini di antaranya menumbuhkan 100 koperasi modern, yang memberikan dampak kepada pelaku usaha mikro dan akan di agregasi agar memberikan pelayanan yang maksimal.
Sementara terkait pembiayaan murah, telah dialokasikan dana bergulir bagi koperasi yang dikelola oleh LPDB-KUMKM.
Di 2021 ini, kata Arif Rahman, juga akan diberikan modal-modal usaha yang bersifat mudah diakses, antara lain KUR, KUR super mikro, kemudian juga pihaknya akan berupaya di tahun 2021 juga sedang dalam pembahasan agar suku bunga KUR bisa dipangkas.
“Sedang dalam pembahasan agar suku bunga KUR bisa lebih rendah, yang sekarang 9% bisa diberikan lebih rendah bagi yang terdampak Covid-19. Kemudian pembiayaan melalui LPDB, akan dilanjutkan baik besaran, ataupun lebih mudah diakses,” paparnya.
Terkait kontribusi UMKM, menurut Arif, bisa ditingkatkan dari yang selama ini sekitar 57%, karena jumlah pelakunya sangat besar 64,1 juta atau setara dengan 99% pelaku usaha di Indonesia.
Lebih jauh dia mengatakan, berdasarkan proyeksi yang ada, perekonomian diharapkan dapat didorong ke tingkat pertumbuhan yang positif, dan memberikan sumbangsih yang besar kepada masyarakat. (RN)
Be the first to comment