Jakarta, innews.co.id – Pancasila bukan sekadar dasar negara, tapi juga memiliki nilai-nilai yang kuat untuk dapat mendukung inovasi dan kreatifitas generasi milenial. Karenanya, generasi muda haruslah dapat mendalami dan memahami eksistensi Pancasila secara utuh.
Hal tersebut dikatakan Dr. Suyud Margono Dekan Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular, Jakarta, saat menjadi pembicara pada webinar International Lecture Share Session yang diselenggarakan ASEAN Lecture Community dan Mandala International, Sabtu (18/12/2021).
“Pengalaman berharga dari pasca Orde Baru dan dinamika politik pada Orde Reformasi memberikan tantangan dalam menghadapi kepentingan yang lebih besar, khususnya perkembangan industri dalam masyarakat 4.0,” kata Suyud yang juga Sekjen Asosiasi Mediator Indonesia ini.
Ketua Umum AKHKI ini lanjut mengatakan, globalisasi juga memiliki pengaruh positif, terlebih bila disinergikan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri dan nasionalisme bagi generasi milenial untuk mewujudkan
Kreatifitas dan inovasi berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat masyarakat menjadi produktif dan lebih mudah dalam beraktivitas. “Juga ditujukan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat (improve people’s standard of living and better life),” terang Suyud.
Dalam paparannya bertajuk “Environmental Challenges and Awareness in Digital Era: Creativity & Innovative Society Toward in Progressive Technology” Suyud meminta para generasi muda untuk memberi perhatian terhadap perkembangan teknologi di masyarakat yang berdampak pada real time, kerja (networks based), percepatan dan otomatisasi (IoT), quality (Product and services), kompetisi (fast & free competition), berbagi (Sharing & Collaboration), human capital resources, termasuk tanggungjawab negara dalam menyiapkan Teknologi Big Data.
Sementara itu, Senior Lecturer dari Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta, Dr. Joko Widarto, mengatakan, perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatan media sosial di era kenormalan baru diharapkan untuk tidak meneruskan informasi hoaks, termasuk unclear information. “Justru kaum milenial harus menjadi influencer yang secara tidak langsung telah menerapkan bela negara
digital sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila,” imbuhnya.
Narasumber lain, pengajar di Universiti Pertahanan Nasional, Malaysia (UPNM) Prof. Dr. Jessica Ong Hai menambahkan, masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak dan berisiko kritis masyarakat, terutama generasi milenial. Karena semua aktifitas termasuk studi dilakukan melalui gadget. Disamping itu terkait sifat publik yang ingin cepat berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk kesehatan, farmasi dan alat kesehatan dan mengubah pola/perilaku kaum milenial ke aktifitas online.
“Kondisi ini dimanfaatkan para oknum yang gencar mengedarkan produk palsu (termasuk produk kesehatan dan farmasi), sehingga penting tuntutan kepada platform maupun marketplaces,” tegasnya.
Suyud kembali menegaskan, konsep ketahanan nasional dan bela begara yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan kepada generasi muda, bukan sebuah indoktrinasi semata, tapi juga memperkuat rasa nasionalime dan mendorong agar para kaum muda semakin berkarya bagi bangsa dan negara tercinta. (RN)
Be the first to comment