Jakarta, innews.co.id – Kesibukan pekerjaan sebagai Notaris/PPAT tidak membuat dirinya mengubur mimpi masa mudanya, yakni, menjadi seorang desainer.
Justru dengan menjadi perancang busana, ia merasa tercapai keseimbangan hidup. Ada kenikmatan tersendiri, tatkala siang hari berkutat dengan ragam dokumen di dunia kenotariatan, malamnya ia merambah waktu dengan rancangan-rancangan desain yang unik dan eksklusif.

Banyak orang mengenalnya sebagai sosok Notaris/PPAT yang handal. Berbagai dokumen skala besar mampu ia tangani dengan baik. Ternyata, jemari lentiknya pun mampu menggoreskan maha karya seni yang eksklusif. Tak heran, Hj. Mufidah Jusuf Kalla istri Wapres Jusuf Kalla dibuat terkagum-kagum melihat karyanya.
Ialah Otty Hari Chandra Ubayani, SH., Sp.N., MH., desainer terkemuka sekaligus Owner OH Boutique yang begitu terkenal dengan rancangan-rancangan busana yang selalu limited edition.

Ditemui di ruang kerjanya, Otty mengaku, kemampuannya mendesain sudah ada sejak dulu. Bahkan, awalnya ia memilih sekolah desain, namun kedua orangtuanya cenderung memintanya kuliah di jurusan yang sifatnya akademik. Otty tidak membantah. Karena ia yakin, pilihan orangtua juga baik untuknya.
Tamat Fakultas Hukum, Otty memilih menjadi notaris. Ternyata ini pun menjadi bidang kerja ya ia sukai. Dari mulai urusan akta tanah sampai fidusia ia tangani. “Saya bersyukur menjadi Notaris/PPAT, namun kerinduan saya melahirkan rancangan busana tetap saya jalani,” aku Otty di Jakarta, Jumat (21/6/2019) lalu.

Diakuinya, pekerjaan sebagai notaris/PPAT yang sudah dilakoni hampir 30 tahun cukup menyita waktu. Namun, untuk mengimbangi kehidupannya, hobi sejak usia 5 tahun dikembangkan, yakni mendesain.

Kemandirian
“Sejak kecil, saya dan saudara-saudara sudaj diajar untuk hidup mandiri. Pun beliau memberi contoh kemandirian sebagai istri seorang perwira militer,” kenang Otty dengan pandangan menerawang ke masa lalu.

Mendesain secara intens sudah dilakukan sejak SMP di Semarang. Begitu pun berlanjut saat SMA. Bahkan, saat kuliah, Otty sudah memasukkan brand-brand ternama luar negeri untuk dipasarkan di Indonesia.

Tidak itu saja, Otty memilih ‘oleh-oleh’ desain baju setiap kali sang ayah pergi ke luar negeri. Awalnya, Otty hanya berkeinginan menjadi pengusaha, bukan desainer.
Namun, saat krisis moneter, 1998, di mana harga-harga melambung, membuat Otty tergerak mendesain. Alhasil, karya-karyanya begitu diminati. Pun pernah dikenakan saat event Putri Indonesia dan lainnya.

“Saya coba kombinasikan, misal, batik Indonesia dengan model desain dari luar negeri. Ternyata hasilnya bagus. Pun, hasil-hasil saya dibawa ke luar negeri,” paparnya.
Dalam mendesain, Otty biasanya harus bangun Pukul 02.00 WIB dinihari. “Biasanya banyak inspirasi di waktu-waktu itu,” aku Otty.

Ia mengaku desain bermotif kebaya atau tenun menjadi andalannya. Namun, itu juga disesuaikan dengan trend yang ada.
Saking terkenalnya, karya Otty pernah dipakai para istri Kabinet dan Duta-Duta Besar. Event Indonesia Fashion Week menjadi langganan, di mana ia menampilkan karya-karya teranyarnya.

Otty mengaku, hasil karyanya sangat terbatas, dalam arti satu desain dikenakan oleh satu orang. Jadi, sifatnya limited edition. “Saya sengaja tidak menjadikan mass product, tapi limited product. Jadi, orang yang pakai produk OH Boutique pasti eksklusif,” tandasnya.
Diakuinya, ia sangat enjoy di dunia desain. “Saya sangat enjoy menghasilkan karya-karya monumental, meski sedikit agak nyeleneh,” imbuhnya sembari terbahak.

Dalam mendesain, Otty mengakui ia kerap mencari model-model terkini yang berkembang di 5 kota didunia seperti Paris, Italia, China, Jepang, dan Hong Kong. Tak heran, karya-karya Otty dikenal dan diminati di dunia internasional.
Bicara soal desain-desain di Indonesia, menurut Otty, sudah sangat bagus dan berani. Ini harus terus ditingkatkan.

Kedepan, OH Boutique akan terus menggeliat dengan karya-karya yang fenomenal. Disamping itu, sejak dulu, OH Boutique juga punya visi mencerdaskan anak bangsa lewat pelatihan-pelatihan yang diadakan di berbagai tempat.

Otty Ubayani telah membuktikan bahwa anak bangsa Indonesia bisa bersaing aecara global. “Tinggal bagaimana kita memperbarui diri, mau terus belajar, serta siap terima kritik dan masukan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri,” cetusnya. (RN)