Jakarta, innews.co.id – Selama ini banyak notaris kurang merasakan manfaat dari keberadaan organisasi Ikatan Notaris Indonesia (INI). Selain itu, banyak pihak menilai, dari sisi manajemen kurang transparan.
“Perombakan manajemen memang perlu dilakukan dengan mengedepankan transparansi. Dengan begitu, para anggota bisa mengetahui jelas ‘dapur’ organisasi. Dan, bila ada hal-hal yang kurang, anggota pun bisa ikut serta memperbaiki,” ujar Otty Hari Chandra Ubayani, SH., Sp.N., MH., ketika dikonfirmasi innews, Minggu (19/6/2022).
Menurutnya, organisasi harus memberi kemanfaatan bagi anggota. Salah satunya dengan transparansi, disamping tentu menjalankan program-program yang membumi dan berorientasi pada kebutuhan anggota.
Selain itu, sambung wanita cantik yang juga Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PP IPPAT) ini, dalam memimpin organisasi, prinsip-prinsip demokratis lah yang harus dikedepankan. “Saya lebih memilih model kepemimpinan yang demokratis. Artinya, saya tidak mau bersikap seolah-olah memiliki kekuasaan penuh hingga tak mau mendengar masukan dari para anggota ataupun pengurus lainnya. Saya suka keterbukaan dalam berorganisasi. Dan saya selalu siap membuka akses diskusi antara pengurus dengan anggota,” tutur peraih penghargaan Best Professional Moslem of The Year pada ajang Indonesian Moslem and Award, 2006 silam ini.
Otty juga mengingatkan, dalam berorganisasi tidak boleh menabrak rambu-rambu yang ada, melainkan selalu berpedoman pada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Perkumpulan. “Sebagai pengurus, tentu punya tanggung jawab untuk selalu mengayomi dan melindungi anggotanya. Jangan sampai sebagai pengurus berlaku diktator dan selalu memaksakan kehendak dan kepentingan pribadinya ataupun golongannya,” jelas Otty yang namanya terukir di Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai Penyelenggara Melukis Wajah Pahlawan Terbanyak ini.
Pasca Prakongres INI di Pekanbaru, Riau, Otty mengaku senang dengan adanya dukungan 17 Pengurus Wilayah (Pengwil) terhadap dirinya untuk maju sebagai Calon Ketua Umum INI periode 2022-2025, yang rencananya akan diadakan di Bandung, Jawa Barat, November tahun ini.
“Saya bersyukur masih mendapat kepercayaan dari rekan-rekan Notaris untuk maju sebagai Caketum. Ini amanah yang harus dijaga. Saya melihat masih ada hati nurani rekan-rekan berkenan mendukung saya sebagai bakal calon. Tentu saja ini patut disyukuri. Pastinya, dukungan itu tulus, tanpa embel-embel money politics,” ujar Otty.
Dia berharap, proses pemilihan nanti bisa berjalan lancar, tanpa ada rekayasa tertentu guna kepentingan sekelompok orang. “Segala sesuatu yang salah ataupun kurang pas seyogianya jangan di ikuti. Sebagai pejabat, semestinya harus berani berkata jujur, mana yang salah dan mana yang benar. Jangan membebek terus pada aturan yang salah,” anjurnya.
Sebagai Caketum, tentu dirinya berharap bisa terpilih. Namun, semua dikembalikan pada niat hati rekan-rekan notaris. “Memilihlah dengan hati, bukan karena sesuatu yang sifatnya sementara. Mendukung itu harus benar-benar memahami, siapa dan bagaimana yang kita dukung. Jangan seperti membeli kucing dalam karung,” tegasnya.
Terkait pemilihan, Otty beranggapan, sistem e-voting terbuka rasanya tepat. Karena semua Notaris bisa ikut memilih. Pelaksanaannya pun tidak harus terpusat di satu tempat, melainkan bisa menyebar di berbagai daerah. Tentu ini juga akan memudahkan akses para Notaris. “Saya setuju bila dilaksanakan pemilihan secara e-voting secara terbuka. Dalam arti transparan. Karena anggota INI kan ada sekitar 23 ribu, di mana mereka juga punya hak yang sama untuk memilih Ketua Umumnya,” imbuh Otty.
Kalau sistem pemilihan langsung secara offline, kata Otty, rasanya sangat sulit. Selain itu, berpotensi terjadi kisruh dan memakan waktu lama.
Bicara e-voting, maka vendor pelaksanaan yang dipilih harus dari pihak yang kredibel dan netral. Tentu saja perusahaan penyelenggara itu juga harus melewati tender. Dan tender inipun, harus diketahui oleh masing-masing tim IT dari tiap Tim Sukses Bacaketum.
“Juga setiap tahapan proses kesiapan kelengkapan pemilihan juga harus diikutsertakan dari awal hingga akhir proses perhitungan agar dapat mengamankan data-data sebelum diumumkan. Jangan dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu. Inilah yang saya maksud dengan transparan itu, agar jangan sampai menimbulkan kecurigaan para balon Ketua Umum lainnya dan juga anggota,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment