Jakarta, innews.co.id – Penguatan moderasi agama diyakini menjadi salah satu kunci membangun Indonesia yang memiliki beragam perbedaan. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan bagi Pdt. Dr. Alfred Y.R. Anggui, M.Th., Ketua Umum Sinode Gereja Toraja untuk menerima tawaran masuk dalam Tenaga Ahli Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022.
“Ketika diminta pertama kali, saya berpikir mungkin ini rencana Tuhan bagi saya untuk memperkuat moderasi beragama di Sulsel. Saya coba diskusikan dengan beberapa senior di Gereja Toraja dan juga orangtua saya. Sampai akhirnya saya menerima tawaran tersebut,” kata Dr. Alfred kepada innews, di salah satu mal di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Dalam Lampiran Surat Keputusan Gubernur Sulsel bernomor 57/1/2022 tentang Pengangkatan Tenaga Ahli Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022, yang ditandatangani Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, nama Dr. Alfred Anggui masuk dalam deretan 46 orang TGUPP. Disebutkan, Alfred sebagai Anggota TGUPP dengan bidang sosial kemasyarakatan.
Sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Toraja, kata Alfred, tentunya misi moderasi agama ini begitu mengilhami kiprahnya di dalam TGUPP. “Sebenarnya ini sejalan dengan kiprah Gereja Toraja yang memiliki visi ‘Bertambah Teguh Dalam Iman, dan Teladan Bagi Semua’.
Baginya, gereja memiliki tanggung jawab untuk membangun peradaban kehidupan masyarakat. Itu terjawantahkan pada Perayaan 75 Tahun Gereja Toraja, Maret lalu, di mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdampak pada masyarakat luas. Misalnya, pembagian bibit ikan, Toraja Mengajar, bakti sosial, operasi katarak gratis, perhatian kepada anak-anak difabel, dan lainnya.
“Gereja dan umat Kristen harus bermitra dengan pemerintah dan pihak-pihak lainnya dengan visi yang sama yaitu, untuk memajukan peradaban kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Karena itu, kehidupan toleran, saling menghargai, dan sikap harus terus dikembangkan. Sebab, negeri ini tidak bisa dibangun hanya oleh satu kelompok saja, melainkan harus bersama-sama, saling melengkapi.
Diakuinya, memang tidak mudah berkarya dalam TGUPP. Namun, niatan memperkuat moderasi beragama di Sulsel telah menjelma menjadi keyakinan kuat untuk terus berbuat kepada masyarakat banyak. Selama ini Sulsel dikenal sebagai daerah yang cukup fanatik, baik suku maupun agama. Namun, kata Alfred, dengan sentuhan-sentuhan yang humanis, moderasi beragama tetap bisa dilaksanakan. “Saya optimis, kedamaian dan kerukunan bisa tercipta dan menghadikan Sulsel rumah kita bersama,” tukasnya.
Penguatan moderasi beragama, sambung Alfred, tentu tidak hanya diperjuangkan oleh dirinya sendiri, tapi juga Gereja Toraja dan umat Kristen di Sulsel. “Hambatan dalam konteks peribadahan mungkin ada, namun dengan komunikasi yang baik tentu perlahan bisa dieliminir,” imbuhnya.
Salah satu bukti konkrit buah dari moderasi beragama di Sulsel adalah gelaran acara Konvensi Nasional Pendeta-Pendeta Gereja Toraja, 16-19 Mei 2022, di Komplek Asrama Haji Makassar. “Kami berharap Bapak Menteri Agama berkenan untuk membuka acara sekaligus memberikan ceramah terkait seruan kepada pendeta untuk merawat kebhinekaan sebagai aset NKRI,” tutur Dr. Alfred.
Ditambahkannya, lokasi tersebut sengaja dipilih sebagai sarana penyampaian pesan kerukunan antar-umat beragama. “Kami dengan sengaja memilih Komplek Asrama Haji di Kota Makassar sebagai pesan damai dan persahabatan dengan semua agama sekaligus memperlihatkan semangat nasionalisme di NKRI tercinta,” jelasnya.
Kepada umat Kristen, Dr. Alfred mohon doa agar bisa menjalankan tugas-tugasnya di TGUPP, terutama dalam memperkuat moderasi beragama. “Mari kita umat Kristen selalu menyampaikan pesan perdamaian kepada semua umat manusia dengan berbagai perbedaan yang ada,” serunya. (RN)
Be the first to comment