Pengganti Anies, Putri Simo: “Banyak Warga Jakarta Trauma Dengan Pemimpin yang Gagal Paham”

Putri Simorangkir Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara), relawan Presiden Joko Widodo, saat diwawancara di kediamannya nan asri, Kamis (25/8/2022)

Jakarta, innews.co.id – Bagi sebagian warga Jakarta, berakhirnya masa jabatan Anies Rasyid Baswedan sebagai Gubernur, pada Oktober 2022 nanti, dirasa cukup melegakan. Pasalnya, selama ini banyak warga trauma dengan pola kepemimpinan Anies yang dinilai hanya mempertontonkan hal-hal yang berbau pencitraan dan kamuflase dibalik kesantunan kata-kata.

“Jakarta itu kota yang unik. Selain pusat Ibu Kota, warga juga sangat beragam. Selain kritis, warga Jakarta juga butuh pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kemajuan masyarakatnya. Bukan sosok yang hanya pencitraan dan berjuang untuk kelompoknya saja,” kata Putri Simorangkir, Ketua Umum Damai Nusantaraku (Dantara)–relawan Presiden Jokowi sekaligus dikenal sebagai aktifis ini kepada innews, Kamis (25/8/2022) siang.

Menurutnya, Jakarta sekarang sudah bonyok, diobrak-abrik oleh pemimpin dan kelompoknya. Padahal, pemimpin sebelumnya telah berupaya menata Jakarta sebaik mungkin, memperbaiki tata kerja dan kedisiplinan jajaran pemerintahannya, serta membuat daerah ini semakin maju. “Tapi coba lihat sekarang, di banyak tempat, sampai Pukul 09.00 WIB pagi pun, kantor kelurahan masih sepi lantaran aparatur sipil negara (ASN) nya belum ngantor,” ungkap Putri lagi.

Baginya, Jakarta yang dulunya bak seorang gadis cantik, kini telah ‘diperkosa’ dan tercabik-cabik. “Pesona putri nan cantik itu harus dikembalikan. Salah satunya dengan memilih pemimpin yang tepat. Bukan sosok yang hanya berjuang untuk ambisi pribadi dan kepentingan kelompoknya saja,” imbuhnya.

Apalagi sebagai Ibu Kota, tentu Jakarta menjadi barometer, baik nasional maupun internasional. Karenanya, kalau bukan orang yang kuat, maka Jakarta akan terus mundur, kalah dibanding daerah lain.

Untuk itu, Putri berharap Presiden Joko Widodo bisa memilih orang yang tepat dan bisa benar-benar membenahi Jakarta, meski hanya sebagai pelaksana tugas gubernur. “Waktu kerjanya kan lumayan panjang sampai 2024. Jadi, harus dipilih orang yang tepat, sehingga pelaksanaan Pemilu nanti bisa kondusif,” kata Putri.

Selain itu, pelaksana tugas gubernur nanti harus mampu berkoordinasi secara sehat dengan Presiden Jokowi. “Jangan dipilih orang yang gayanya serasa presiden. Bisa kacau nanti kalau gubernur sudah rasa presiden. Gubernur tetap pemimpin di suatu daerah,” ucap Putri sembari tertawa.

Sebab tentu, sambung Putri, pada Pemilu 2024 nanti perlu koordinasi yang intens antara pelaksana tugas Gubernur DKI sebagai daerah Ibu Kota dengan Presiden RI. “Kalau model gubernurnya rasa presiden, akan sulit berkoordinasi dengan presiden yang asli,” tutupnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan